Jum'at, 19/04/2024 11:37 WIB

Inpari 32 dan 42 Capai 10 Ton per Hektare di Pandeglang

Produktivitas hasil panen yang diperoleh dari Inpari 32 adalah 8 – 9 ton per hekatere sedangkan untuk Inpari 42 produktivitasnya mencapai hingga 10 ton per hektare. 

Hamparan padi yang siap panene. (Foto: Balitbangtan)

Jakarta, Jurnas.com - Petani di wilayah Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten sejak awal April telah melakukan panen raya padi secara serempak dengan luasan total sawah sekitar 3.039 hektare.

Dua varietas padi hasil penelitian Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan), yaitu Inpari 32 dan Inpari 42 mendominasi pertanaman padi di Kabupaten Pandeglang yang ditanam sejak Januari 2020.

Kali ini, panen dilakukan oleh para petani yang tergabung dalam kelompok tani Mekar Bakti di Desa Panimbang Jaya, Kabupaten Pandeglang Provinsi Banten. Saat ditemui di lokasi, Rabu (22/4) ketua Kelompok Tani Mekar Bakti, Endang Didin bersama penyuluh setempat Joharyadi, mengaku gembira dengan performa kedua varietas padi inovasi Balitbangtan tersebut.

Produktivitas hasil panen yang diperoleh dari Inpari 32 adalah 8 – 9 ton per hekatere sedangkan untuk Inpari 42 produktivitasnya mencapai hingga 10 ton per hektare. "10 ton ini adalah hasil real di lapangan, bukan hasil ubinan," kata Joharyadi.

Johardi menyampaikan bahwa berdasarkan pemantauan BPTP Banten sebelumnya, benih ini telah menyebar pada berbagai lokasi di Provinsi Banten. “kedua benih ini popular di Banten karena unggul dalam ketahanan terhadap penyakit dan tekstur nasi yang sedang hingga pulen’, ujarnya.

Pola tanam yang diterapkan oleh para petani setempat, kata dia, sebagian besar dilakukan dengan sistem jajar dengan jarak 30 cm x 30 cm, meskipun ada juga petani yang melakukannya dengan sistem tegel.

Endang dengan semangat menyampaikan bahwa hasil panen padi ini cukup melimpah, bahkan melebihi kapasitas penggilingan beras lokal. "Kelebihan hasil ini biasanya akan dijual kepada pembeli (pengusaha) beras dari Karawang," jelasnya.

Lebih dari itu, Endang melihat bahwa di waktu mendatang alat dan mesin pertanian akan memainkan peranan penting bagi kelompok tani di wilayah ini. Hal ini terutama akan membantu petani dalam mengatasi minimnya tenaga kerja saat menghadapi tanam dan panen serentak.

Sementara, Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Puslitbangtan), Haris Syahbuddin merasa yakin dengan provitas yang telah dicapai oleh petani di Pandeglang, Banten.

Haris melihat hal yang sama juga dinikmati oleh petani di Jawa Barat serta daerah lainnya yang menggunakan varietas-varietas unggul baru yang dihasilkan oleh Balitbangtan.

Kepala Balitbangtan, Kementerian Pertanian, Fadjry Djufry pada kesempatan terpisah menyampaikan rasa bangga kepada petani Pandeglang atas provitas yang dicapai serta memberi apresiasi kepada seluruh pihak yang telah mengawal diseminasi varietas-varietas unggul hasil Balitbangtan untuk sampai kepada petani.

"Salah satu indikator keberhasilan program pemuliaan adalah diadopsinya varietas unggul yang dihasilkan, oleh petani. Meskipun peneliti pemulia memiliki kemampuan untuk memilih varietas-varietas terbaik, namun selera petani terhadap varietas unggul dapat berbeda dan sangat beragam antar daerah," tambahnya..

Menurut Fadjry, beragamnya preferensi ini membutuhkan ketersediaan pilihan varietas yang lebih beragam juga dari peneliti pemulia. Untuk itu para peneliti (pemulia) Balitbangtan terus didorong untuk berinovasi menciptakan varietas unggul baru guna menjawab tantangan peningkatan provitas padi pada berbagai agroekosistem.

"Sebisa mungkin untuk dapat melibatkan petani dalam memberikan masukan-masukan terhadap kegiatan pemuliaan yang dilakukan agar varietas yang dihasilan sesuai dengan preferensi petani. Hal ini juga membuat proses adopsi inovasi Balitbangtan lebih cepat prosesnya," tutup Fadjry

KEYWORD :

Inovasi Pertanian Fadjry Djufry Kabupaten Pandeglang l Inpari 32




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :