Jum'at, 26/04/2024 00:18 WIB

Trump akan Perketat Sanksi di Sektor Minyak Venezuela

Perwakilan Khusus AS untuk Venezuela, Elliott Abrams mengatakan, Trump sudah membuat keputusan untuk mendorong lebih keras sanksi di sektor minyak Venezuela.

Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump (Foto: AFP)

Washington, Jurnas.com - Seorang pejabat tinggi Amerika Serikat (AS) mengatakan Presiden Donald Trump sudah memutuskan meningkatkan sanksi pada sektor minyak Venezuela, dan menghukum orang dan perusahaan yang melanggar kampanye sanksi tersebut.

Perwakilan Khusus AS untuk Venezuela, Elliott Abrams mengatakan, Trump sudah membuat keputusan untuk mendorong lebih keras sanksi di sektor minyak Venezuela. "Kami katakan kepada orang-orang yang terlibat dalam sektor ini, mereka harus keluar," katanya.

Washington belum menindaklanjuti ancaman memperpanjang sanksi terhadap perusahaan asing yang melakukan bisnis dengan perusahaan minyak milik negara Venezuela hingga minggu lalu, setelah memasukkan daftar hitam anak usaha perusahaan minyak Rusia, Rosneft, yang memberikan aliran dana pemerintahan Presiden Nicolas Maduro.

Abrams mengatakan kampanye peningkatan tekanan Washington tidak akan hanya berfokus pada Rusia, tetapi pelanggan minyak Venezuela lainnya, termasuk yang di Asia, khususnya perusahaan-perusahaan China, dan perantara yang membantu Caracas menyembunyikan minyaknya.

"Rosneft Trading adalah perantara. Bagaimana dengan pelanggan yang sebagian besar di Asia? Kami akan berbicara dengan mereka. Jadi ini bukan kampanye yang berfokus pada Rusia, itu berfokus pada titik-titik kritis di sektor minyak bumi dari produksi hingga pengiriman kepada pelanggan," kata Abrams kepada Reuters.

Amerika Serikat menjatuhkan sanksi untuk mencekik ekspor minyak Venezuela setelah pemilihan kembali 2018 Presiden Nicolas Maduro. Meskipun ada sanksi, pelanggan di China, India dan di tempat lain terus mengimpor, sehingga ekspor minyak Venezuela hanya turun sekitar sepertiga.

Pada Januari 2019, AS juga mengakui pemimpin oposisi Juan Guaido sebagai presiden sah Venezuela dan mendorong tekanan terhadap Maduro. Guaido mengunjungi Gedung Putih pada awal Februari.

Menurut data Refinitiv Eikon, ekspor minyak mentah Caracas tahun lalu anjlok 32% menjadi 1,001 juta barel per hari. Rosneft adalah penerima dan perantara terbesar dengan 33,5% dari total ekspor, diikuti China National Petroleum Corp (CNPC) yang dikelola negara dan unit-unitnya dengan 11%.

Rosneft Rusia menyebut sanksi AS yang diberlakukan pekan lalu ilegal dan mengatakan pihaknya berencana untuk mempertimbangkan opsi sebagai reaksi.

Presiden Maduro mengatakan pekan lal uAS dan beberapa sekutunya berencana untuk menginvasi Venezuela dan bahwa negara Amerika Selatan itu tidak takut dengan pertempuran militer.

Maduro, yang tetap berkuasa setahun setelah Washington mengakui Guaido sebagai presiden yang sah, mengatakan AS telah melancarkan perang ekonomi melawan Venezuela untuk menggulingkannya.

KEYWORD :

Amerika Serikat Presiden Donald Trump Minyak Venezuela Juan Guaido Nicolas Maduro




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :