Kamis, 25/04/2024 14:03 WIB

Nahid 1, Satelit Telekomunikasi yang Siap Diluncurkan Iran

Iran telah membuat prestasi besar dalam teknologi luar angkasa dan konstruksi satelit selama beberapa tahun terakhir.

Roket satelit Simorgh (Phoenix) di lokasi peluncurannya di lokasi yang dirahasiakan di Iran. (Foto: AFP)

Teheran, Jurnas.com - Menteri Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) Iran, Mohammad Javad Azari Jahromi mengatakan, Teheran sudah siap meluncurkan satelit telekomunikasi Nahid 1 (Venus 1) ke orbit.

"Berkenaan dengan desain dan pembuatan satelit, kami sudah menyelesaikan satelit telekomunikasi Nahid 1, yang siap diluncurkan, dan satelit Pars 2 sedang dirakit," kata Azari Jahromi di Space Research Center Iran, Senin (24/2).

"Selain itu, model rekayasa satelit Nahid 2 sudah selesai, dan proses konstruksi model penerbangan dan kualifikasi sedang berlangsung," sambungnya.

Azari Jahromi menjelaskan tentang desain dan pembuatan mesin ruang angkasa, mengatakan bahwa pengujian mesin ruang angkasa Arash adalah pencapaian utama lain dari Space Research Center.

"Masalah paling penting di bidang kedirgantaraan adalah semua keberhasilan ini dicapai dalam situasi di mana negara itu. Industri kedirgantaraan Iran khususnya, berada di bawah sanksi dan mendapatkan akses ke teknologi tersebut tidak mungkin dengan cara apa pun," jelas Azari Jahromi.

Azari Jahromi menegaskan kembali bahwa Iran sejauh ini melakukan kegiatan utama di bidang dirgantara dan telah berhasil menguasai siklus penuh teknologi ruang angkasa.

Ia mencatat, Pusat Penelitian Antariksa negara itu telah menjadi salah satu institusi Iran, yang memainkan peran penting dalam pengembangan teknologi tersebut.

April lalu, Presiden Pusat Penelitian Antariksa Iran, Hossein Samimi mengatakan satelit telekomunikasi Nahid 1 dan Nahid 2 selain satelit penginderaan jauh Pars 1 akan siap diluncurkan pada akhir tahun kalender Iran saat ini (20 Maret 2020).

Samimi mengatakan pada saat itu bahwa satelit Nahid 1 dilaporkan akan mengorbit Bumi pada ketinggian antara 250 dan 310 kilometer, umumnya dikenal sebagai Orbit Bumi Rendah.

Sementara Nahid 2, lanjut Samimi, fokus pada pengembangan dan pengujian teknologi dasar yang diperlukan untuk membangun geostasioner satelit komunikasi dengan masa operasional dua tahun.

Iran telah membuat prestasi besar dalam teknologi luar angkasa dan konstruksi satelit selama beberapa tahun terakhir.

Iran meluncurkan satelit pertama yang dibuat secara lokal, Omid (Hope), pada tahun 2009. Negara ini juga mengirim bio-kapsul pertamanya yang berisi makhluk hidup ke luar angkasa pada Februari 2010, menggunakan pembawa Kavoshgar (Explorer) -3.

Pada  Februari 2015, Iran menempatkan satelit Fajar (Fajar) buatannya ke dalam orbit, yang mampu mengambil dan mentransmisikan foto berkualitas tinggi ke stasiun-stasiun di Bumi.

Pada Januari 2019, Iran meluncurkan satelit Payam (Message) ke luar angkasa dengan tujuan untuk mengumpulkan data tentang perubahan lingkungan. Namun, masalah teknis yang terjadi selama tahap akhir peluncuran mencegah pesawat ruang angkasa mencapai orbit.

Peluncuran roket pengangkutnya didahului dengan peringatan dari Washington, yang mengklaim peluncuran roket ruang angkasa Iran akan melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB 2015, karena mereka menggunakan teknologi rudal balistik.

Resolusi 2231 hanya "menyerukan" Iran "untuk menahan diri dari aktivitas apa pun yang terkait dengan rudal balistik yang dirancang untuk mampu memberikan senjata nuklir."

Iran menyatakan tidak berniat memperoleh senjata nuklir, dan mengatakan kegiatan kedirgantaraannya damai dan tidak melanggar resolusi Dewan Keamanan. (Press TV)

KEYWORD :

Teknologi Informasi dan Komunikasi Iran Mohammad Javad Azar Satelit Telekomunikasi Nahid 1




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :