Sabtu, 20/04/2024 20:20 WIB

Ekonomi Indonesia Diprediksi Tumbuh di Bawah Lima Persen

Perekonomian Indonesia belum terdampak signifikan meski Singapura telah terkena imbas Virus Corona

Menteri Keuangan Sri Mulyani

Jakarta, Jurnas.com - Laju pertumbuhan ekonomi Indonesia diprediksi bakal berada di bawah lima persen, menyusul merebaknya virus Corona di Tiongkok.

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengakui laju pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal pertama akan melambat di bawah 5 persen, akibat wabah virus Corona di Tiongkok. Kondisi tersebut sudah dilaporkan ke Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan akan dibahas dalam rapat kabinet.

“Ya, kita tadi ada laporan beberapa hal. Nanti kan sebentar lagi sidang kaninet. Nanti akan disampaikan,” kata Sri Mulyani di Istana Negara, Senin (17/2/2020).

Sementara itu, Menteri Koordinator (Menko) Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan meski laju pertumbuhan ekonomi di Singapura akan mengalami downgrade akibat adanya virus Corona, belum terlalu berdampak pada laju pertumbuhan ekonomi Indonesia.

“Kalau Indonesia kan, kemarin sudah saya sampaikan, bahwa efeknya akan tergantung dari Tiongkok. Kalau dia turun 2 persen, kita dari efek ekonomi Tiongkok, akan turun 0,3 persen,” kata Airlangga Hartarto.

Karena, lanjut Airlangga Hartarto, beberapa produk hortikultura dan bahan baku obat sangat tergantung pada Tiongkok. Namun untuk melihat dampak secara keseluruhan akibat virus Corona di Tiongkok, Ia meminta semua pihak menunggu hingga akhir Februari 2020.

Disaat Tiongkok sudah memastikan virus Corona berhasil diatasi dan waktu libur sudah ditetapkan selesai. Baru setelah itu, pihaknya akan menentukan langkah selanjutnya.

“Ya itu tergantung kepada berapa lama mereka libur kan. Kita yang tergantung mereka kan beberapa produk hortikultura, dan juga bahan baku obat. Sedang sektor manufaktur yang lain, value chainnya relatif tidak sepenuhnya tergantung pada Tiongkok. Bahkan kalo Industri baja kan bisa menigkatkan produksi dalam negeri. Jadi tentu kita melihat ini di akhir bulan Februari ini,” terang Airlangga Hartarto.

Begitu juga dengan neraca perdagangan Januari 2020 yang mengalami defisit sebesar US$ 870 juta, Airlangga Hartarto enggan berkomentar. “Ya ini kan kita lihat ke depan,” ujarnya singkat.

 

 

KEYWORD :

Corona Sri Mulyani Indonesia Airlangga Hartarto




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :