Sabtu, 20/04/2024 09:08 WIB

Analis Politik: AS Perang Melawan China di Semua Lini

Etler menekankan bahwa yang selama ini mengganggu tatanan dunia melalui kebijakan militer, ekonomi dan perdagangan yang agresif bukan China melainkan Washington.

Presiden China Xi Jinping dan Presiden AS Donald Trump menghadiri pertemuan bilateral di sela KTT G20 di Osaka pada 29 Juni 2019. (Foto: AFP)

Washington, Jurnas.com - Amerika Serikat (AS) melancarkan perang melawan China di berbagai bidang dalam upaya untuk membuat Beijing sejalan dengan tatanan internasional yang didirikan Washington.

Demikian kata analis politik, yang juga mantan profesor Antropologi di Cabrillo College di Aptos, California, Dennis Etler dalam sebuah wawancara.

"AS sekali lagi memproyeksikan perilaku psikopatnya ke musuh yang diproklamirkannya sendiri. AS, pemasok perang dan penghancur bangsa-bangsa terkemuka di dunia, memiliki keberanian memperingatkan bahwa China mengejar kebijakan ekonomi dan militer yang agresif dengan mengorbankan negara-negara lain dan menantang tatanan internasional," kata Etler. 

Pada Konferensi Keamanan Munich di Jerman pada Sabtu (15/2), Menteri Pertahanan AS, Mark Esper menuduh China mengejar kebijakan ekonomi dan militer yang agresif dengan mengorbankan negara-negara lain dan menantang tatanan internasional.

"Jika tuduhan ini tidak mengancam secara diam-diam, itu akan menggelikan," kata Etler menambahkan bahwa perang AS melawan China, yang berkembang di semua lini, bukanlah masalah yang mengelikkan.

Etler menekankan bahwa yang selama ini mengganggu tatanan dunia melalui kebijakan militer, ekonomi dan perdagangan yang agresif bukan China melainkan Washington.

"Siapa yang memiliki ratusan pangkalan militer yang tersebar di seluruh dunia dan ratusan ribu tentara dikerahkan di luar negeri? Jelas bukan China. Siapa yang mengirim armada perangnya ribuan mil ke luar negeri untuk menantang negara-negara di balik kebijakan mereka sendiri? Jelas bukan China. Siapa yang melakukan kebijakan ekonomi agresif dengan mengorbankan negara-negara lain dalam bentuk sanksi, embargo, dan kebijakan perdagangan koersif? Jelas bukan China," katanya.

"AS berpikir itu bisa menggertak dunia menjadi tunduk," kata Etler, menambahkan bahwa AS telah mengejar kebijakan ini sejak Doktrin Truman diberlakukan setelah Perang Dunia II.

"AS telah terlibat dalam petualangan asing satu demi satu, menggulingkan pemerintah kiri dan kanan, menyerang dan menduduki satu demi satu negara, sementara itu menuduh orang lain dari kejahatan yang dilakukan sendiri," katanya.

Sarjana itu mengatakan masyarakat internasional sangat sadar akan kepalsuan AS dan tidak akan menganggap retorika keluar dari Gedung Putih dengan serius.

"Hanya dengan menjelek-jelekkan China, Rusia, dan Iran, kekuatan yang ada di AS dapat mempertahankan kekuasaan mereka. Baik Demokrat dan Republik, konservatif dan liberal, reaksioner dan progresif, semua memainkan permainan yang sama dan orang-orang "Amerika yang baik" menelannya, garis dan pemberat," tandas Etler.

"Sudah waktunya bagi orang AS untuk bangun dari tidur mereka dan mengatakan cukup sudah, tetapi mayoritas orang Amerika ingin memiliki kue mereka dan memakannya juga," pungkasnya. (Press TV)

KEYWORD :

Amerika Serikat China Perang Dagang Analis Politik Perang Amerika Serikat




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :