Kamis, 25/04/2024 20:21 WIB

AS, Israel dan UEA Disebut Berkonspirasi Lawan Iran

Pertemuan yang melibatkan pakta non-agresi antara Abu Dhabi dan Tel Aviv, disebut sebagai upaya untuk menjalin hubungan yang lebih dekat antara keduanya.

Duta Besar UEA untuk AS Yousef al-Otaiba (Foto: Press TV)

Teheran, Jurnas.com - Pemerintah Amerika Serikat (AS), Israel dan Uni Emirat Arab (UEA) mengadakan pertemuan rahasia di Gedung Putih untuk berkonspirasi melawan Iran,  Menurut laporan Axios pada Selasa (3/2), pertemuan rahasia diadakan pada 17 Desember 2019.

Pertemuan yang melibatkan pakta non-agresi antara Abu Dhabi dan Tel Aviv, disebut sebagai upaya untuk menjalin hubungan yang lebih dekat antara keduanya.

Tim Israel dipimpin penasihat keamanan nasional Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, Meir Ben-Shabbat, dan UEA diwakili oleh Yousef al-Otaiba, utusan negara ke AS, yang mempertahankan hubungan dekat dengan Putra Mahkota Emirat, Mohammed bin Zayed.

Para pejabat AS yang terlibat dalam proses tersebut adalah penasihat keamanan nasional Robert O`Brien, wakilnya, Victoria Coates, dan utusan khusus untuk Iran Brian Hook.

Dalam sebuah unggahan pada 21 Desember, Menteri Luar Negeri UEA, Abdullah bin Zayed menyinggung soal reformasi Islam. Ia mengatakan, aliansi Arab-Israel mulai terbentuk di Timur Tengah.

Kicauana itu ditanggapi oleh Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu sehari kemudian, mendesak Abu Dhabi untuk tetap diam tentang masalah tersebut untuk saat ini.

"Menteri Luar Negeri UEA, Abdullah bin Zayed, berbicara tentang aliansi baru di Timur Tengah: Aliansi Israel-Arab. ... Saya hanya dapat mengatakan bahwa pernyataan ini adalah hasil dari pematangan banyak kontak dan upaya, yang saat ini, dan saya tekankan saat ini, akan lebih baik dilayani dengan diam," kata Netanyahu pada awal pertemuan kabinet mingguan .

Aliansi UEA-Israel tidak mengherankan setelah dukungan negara Muslim untuk inisiatif AS yang disebut perdamaian antara Israel dan Palestina yang dijuluki "kesepakatan abad ini."

Ditolak oleh warga Palestina dan penduduk Muslim dunia, kesepakatan itu mengakui Yerusalem al-Quds sebagai ibu kota yang tidak terbagi dari rezim Zionis. Ini juga merupakan pelanggaran terhadap hak-hak dasar Palestina dengan mengabaikan resolusi PBB dan hukum internasional.

Washington sebelumnya telah menyuarakan dukungan untuk hubungan yang lebih dekat antara sekutunya di Asia Barat, yaitu rezim Israel, Uni Emirat Arab, dan Arab Saudi.

"sementara AS tentu saja akan menyambut baik hubungan yang berkembang antara sekutu dan mitra kritis kita di Timur Tengah, kita tidak akan merinci percakapan diplomatik pribadi, juga tidak ada yang harus kita umumkan," kata Gedung Putih.

KEYWORD :

Amerika Serikat Israel Teroris Uni Emirat Arab Melawan Iran




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :