Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo Saat melakukan kunjungan di Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Batangkaluku Makassar, Kamis (25/10)
Depok, Jurnas.com - Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo meminta Direktorat Jenderal Hortikultura untuk membentuk kawasan khusus yang didasarkan pada potensi produk daerah guna memacu ekspor hortikultura.
Hal itu disampaikan saat membuka acara Singkronisasi Pelaksanaan Program Peningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura 2020 di Margo Hotel, Depok, Jawa Barat, Selasa (28/1).
"Kami minta Direktorat Jenderal Hortikultura segera memetakan kawasan khusus pertanian (klaster) khusus komoditas hortikultura untuk mendongkrak ekspor," ujar Syahrul.
Mananggapi hal itu, Direktur Jenderal Hortikultura, Prihasto Setyanto mengatakan, penegembangan kawasan komoditas hortikultura sudah senada dengan Gerakan Dorong Produksi, Daya Saing dan Ramah Lingkungan Hortikultur (Gedor Hortikultura).
"Arahan Pak Menteri tadi sudah jelas. Ini sebetulnya sudah sesuai dengan Gedor Horti yang sudah dicanangkan Direktorat Jenderal Hortikultura. Jadi, nanti kami bentuk kluster-kluster," jelas Prihasto.
Kementan Bentuk Gugus Tugas Hadapi El Nino
Misalnya, buah-buahan. Durian klasternya di mana, manggis klasternya di mana, dan sayuran klusternya di mana. Jadi sesuai dengan arahan Pak Menteri, tujuan dibentuk kluster adalah untuk mempercepat ekspor.
"Ini akan kami konsepkan demikian. Sebetulnya itu sudah seiring dengan gerakan mendorong produksi daya saing. Kami sudah menyiapkan klaster tersebut," kata Prihasto.
Melalui Pelatihan, Kementan Tingkatkan Kompetensi Pengurus P4S menjadi Penyuluh Pertanian Swadaya
Tahun lalu, ekspor pertanian di sektor hortikultura hanya Rp5,79 triliun. Tahun ini, Prihasro menargetkan ekspor hortikultura sekitar Rp6,87 triliun, yaitu buah Rp1,3 triliun, sayuran Rp1,6 triliun, olahan horti Rp3,9 triliun, biofarmaka Rp18,7 miliar dan florikultura Rp30,5 miliar.
Prihasto juga menyampaikan bahwa yang menjadi kendala untuk mendongkrak ekspor saat ini adalah hampir di seluruh negara tujuan ekspor belum ada protokol, sehingga potensi pasar yang tersedia belum dapat dimanfaatkan dengan baik.
"Kalau protokol ekspor bisa kita dongkrak lagi, bisa kita perjuangkan lagi melalui diplomasi internasional, potensi 12,7 triliun ada ditangan kita kalau ini bisa kita dobrak," kata Prihasto.
Meski begitu, Prihasto mengatakan, pihaknya akan terus bersinergi dengan instansi terkait untuk mendorong diplomasi perdagangan sekaligus membangun komitmen bilateral agar ekspor komoditas hortikultura makin melejit.
Gedor Hortikultura Ekspor Hortikultura Prihasto Setyanto Syahrul Yasin Limpo