Sabtu, 20/04/2024 20:37 WIB

Pendidikan Disabilitas di Indonesia Kurang Perhatian

Kesenjangan ini terus muncul pada tingkat yang lebih tinggi, dengan 26 persen anak dengan disabilitas yang menyelesaikan jenjang SMA dibandingkan 62% anak tanpa disabilitas.

UNICEF

Jakarta, Jurnas.com - United Nations Children`s Fund (UNICEF) menyebutkan tiga dari 10 anak disabilitas tidak pernah mengenyam pendidikan. Deisebutkan, anak usia 7-18 tahun disabilitas yang tidak bersekolah mencapai angka hampir 140.000 orang.

Dalam laporan terbaru mengutip Data Survei Sosial Ekonomi Nasional pada Senin (20/1), UNICEF Representative, Debora Comini, mereka yang bersekolah pun menunjukkan kesenjangan yang signifikan dalam hal capaian pendidikan.

Data menunjukkan hanya 56%anak dengan disabilitas yang tamat sekolah dasar dibandingkan 95 persen anak tanpa disabilitas.

Kesenjangan ini terus muncul pada tingkat yang lebih tinggi, dengan 26 persen anak dengan disabilitas yang menyelesaikan jenjang SMA dibandingkan 62% anak tanpa disabilitas.

"Anak dengan disabilitas masih terus kehilangan kesempatan mendapatkan pendidikan, suatu kesempatan yang amat penting agar mereka dapat mewujudkan potensinya dan mengatasi hambatan-hambatan inklusi," ujar Comini dalam siaran persnya.

Comini menyatakan tantangan mewujudkan pendidikan inklusif di Indonesia meliputi kurangnya pelatihan untuk guru, data yang tidak lengkap untuk anak dengan disabilitas, dan pandangan keluarga bahwa anak dengan disabilitas tidak akan merasakan manfaat pendidikan sebesar anak tanpa disabilitas.

"Tanpa sistem pendidikan yang lebih inklusif, kecil kemungkinannya mereka akan dapat mempelajari pengetahuan dan kecakapan untuk berkembang dan berkontribusi membangun masyarakat yang lebih sejahtera dan dinamis," ungkapnya.

Bagi banyak orang, kata Comini, pendidikan untuk anak dengan disabilitas masih didefinisikan secara sempit dalam lingkup sekolah luar biasa dan bukan pendidikan inklusi di sekolah reguler.

Secara umum, dalam pendidikan inklusif, anak dengan disabilitas seharusnya dapat mengikuti sekolah reguler yang terdekat dengan rumahnya dan belajar bersama anak-anak lain. Sebab, hambatan dalam tumbuh kembang wajar seorang anak dapat menimbulkan konsekuensi yang lebih berat dibandingkan disabilitas itu sendiri.

UNICEF menyebut meski tingkat partisipasi sekolah meningkat signifikan dalam sepuluh tahun terakhir, terdapat sekitar 4,2 juta anak usia 7-18 tahun yang tidak bersekolah. Ketimpangan mendalam dari segi sosial-ekonomi dan geografis pun masih ada.

Menurut Comini, dibutuhkan perhatian lebih besar untuk anak-anak ini agar tujuan pendidikan berkualitas yang inklusif dan merata, sebagaimana disebutkan dalam Agenda 2030 untuk Pembangunan Berkelanjutan, dapat dicapai.

"Titik ini adalah momen yang sangat penting bagi Indonesia yang sedang memprioritaskan pengembangan sumber daya manusianya agar dapat bersaing di abad ke-21," katanya. (Anadolu)

KEYWORD :

Penyandang Disabilitas Tidak Bersekolah UNICEF Representative Debora Comini




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :