Selasa, 16/04/2024 14:31 WIB

Iran Sebut Pembunuhan Soleimani adalah Kesalahan Strategis AS

Araqchi memperingatkan AS dan sekutunya bahwa kehilangan Soleimani hanya akan meningkatkan kekuatan front perlawanan dan membantu mempromosikan tujuannya.

Wakil Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araqchi (Foto: Majid Hagdoist)

Teheran, Jurnas.com - Pembunuhan Letnan Jenderal Qassem Soleimani Iran adalah kesalahan strategis yang dibuat Gedung Putih. Kesalahan tersebut akan mengarah pada konsekuensi geopolitik.

"Teror (serangan) pada Jenderal Soleimani adalah kesalahan strategis AS, yang menyebabkan titik balik utama di Asia Barat dan Teluk Persia yang akan memiliki konsekuensi geopolitik," kata Wakil Menteri Luar Negeri Iran untuk Urusan Politik, Abbas Araqchi, Minggu (19/1).

"Sekarang sejarah kawasan itu dapat dibagi menjadi sebelum dan sesudah insiden ini, terutama setelah pukulan kuat Iran yang membuat perubahan dalam persamaan strategis di wilayah tersebut dan pengaturan kekuatan antara Iran dan AS," sambungnya.

Araqchi memperingatkan AS dan sekutunya bahwa kehilangan Soleimani hanya akan meningkatkan kekuatan front perlawanan dan membantu mempromosikan tujuannya.

Ia menekankan bahwa setelah Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC) memberikan tanggapan pembalasan ke AS, Washington tidak dapat menanggapi dan perubahan terbesar dalam persamaan regional setelah pembunuhan Soleimani terjadi.

"Hasil dari masalah ini adalah keseimbangan strategis [baru] dan pencegahan strategis antara Iran dan AS, yang bukan masalah sederhana," katanya.

Pada 3 Januari, Washington membunuh Jenderal Soleimani, komandan Pasukan Quds dari Pasukan Pengawal Revolusi Islam (IRGC) Iran dalam sejumlah serangan udara terhadap ibukota Irak Baghdad atas perintah Presiden AS Donald Trump.

Serangan  juga menyebabkan martir kkomandan Unit Mobilisasi Populer (PMU) Irak Abu Mahdi al-Muhandis bersama dengan delapan orang Iran dan Irak lainnya.

Sebagai balasan, IRGC menembakkan peluru kendali balistik pada 8 Januari di pangkalan udara Ain al-Assad di provinsi Anbar, Irak barat, dan fasilitas lain di Erbil, ibukota Kurdistan Irak semi-otonom, keduanya menampung pasukan AS.

Pemimpin Revolusi Islam Iran, Ayatollah Sayyid Ali Khamenei mengatakan pembunuhan komandan Soleimani berhasil mempermalukan AS karena harus mengakui tindakannya sebagai teroris.

"Hari dimana rudal Korps Pengawal Revolusi Islam menghancurkan pangkalan AS adalah salah satu dari hari-hari Tuhan. Respons para penjaga merupakan pukulan besar bagi citra negara adidaya Amerika yang menakutkan," kata Ayatollah Khamenei di Teheran, Jumat (17/1).

KEYWORD :

Geopolitik Timur Tengah Amerika Serikat Qassem Soleimani bbas Araqchi




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :