Jum'at, 26/04/2024 17:29 WIB

Menlu Zarif: Situasi Timur Tengah Kacau Karena Arogansi AS

Menteri Luar Negeri Iran, Mohammad Javad Zarif (Foto: Presstv)

Teheran, Jurnas.com - Menteri Luar Negeri Iran, Mohammad Javad Zarif mengatakan, wilayah itu menghadapi situasi berbahaya karena kombinasi arogansi dan ketidaktahuan Amerika Serikat (AS).

"Ini sangat berbahaya karena kita sebenarnya memiliki kombinasi yang sangat berbahaya di Amerika Serikat: kesombongan dan ketidaktahuan," kata Zarif kepada Times News.

"Mereka (Amerika) tidak tahu apa yang terjadi di wilayah ini dan mereka cukup arogan untuk tidak mencari jawaban yang benar tetapi hanya untuk menjadi senang senjata dan mengambil tindakan ilegal yang benar-benar tidak dapat diterima," tambahnya.

Ia menambahkan, pembunuhan AS terhadap komandan tinggi Iran Letnan Jenderal Qassem Soleimani sudah menciptakan situasi yang cukup berbahaya di Asia Barat.

Zarif menekankan bahwa situasi regional yang sedang berlangsung adalah akibat langsung dari "arogansi" Amerika Serikat dan sikap tak berperasaannya untuk tidak mencari tahu rincian dan implikasi dari provokasi.

Ia mengatakan AS harus belajar bahwa 430 kota di India bersama dengan orang-orang di seluruh dunia, termasuk di Irak, Libanon, Suriah dan Aljazair, berduka atas pembunuhan komandan Iran yang dirayakan Gedung Putih.

"Saya pikir itu sudah cukup menjadi pelajaran bagi Amerika Serikat untuk mulai belajar tentang wilayah kita daripada hanya sepenuhnya mendorong kegelapan total dengan kebijakan bencana," kata Zarif.

Pada tanggal 3 Januari, Amerika Serikat membunuh Jenderal Soleimani, yang memimpin Pasukan Quds dari Pasukan Pengawal Revolusi Islam Iran (IRGC), antara lain dalam serangkaian serangan udara terhadap ibukota Irak Baghdad atas perintah Presiden AS Donald Trump.

Jenderal Soleimani telah mendapatkan reputasi sebagai komandan anti-teror paling dihormati di Asia Barat karena kontribusinya yang sangat diperlukan untuk mengalahkan pakaian teroris seperti Daesh di seluruh wilayah.

Serangan itu juga menyebabkan martir kedua komandan Unit Mobilisasi Populer (PMU) Irak Abu Mahdi al-Muhandis bersama dengan delapan orang Iran dan Irak lainnya.

Sebagai balasan, IRGC menembakkan peluru kendali balistik pada 8 Januari di pangkalan udara Ain al-Assad AS di provinsi Anbar Irak barat, dan fasilitas lain di Erbil, ibukota Kurdistan Irak semi-otonom, yang keduanya menampung warga Amerika kekuatan.

KEYWORD :

Sanksi Amerika Serikat Qassem Soleimani Mohammad Javad Zarif




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :