Selasa, 16/04/2024 23:34 WIB

Kepada Wartawan, Trump: Kami Berhak Membom Warisan Kebudayaan Iran

Trump mengklaim bahwa militernya akan mencapai sasaran yang sangat penting, termasuk situs warisan budaya, jika Iran membalas kematian Letnan Jenderal Iran, Qassem Soleimani.

Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump (Foto: AFP)

Washington, Jurnas.com - Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump menegaskan bahwa Washington memiliki hak untuk membom situs warisan budaya Iran.

Kepada wartawan di Gedung Putih, Trump menepis kritik organisasi hak asasi manusia yang mengatakan, tindakannya tersebut sebagai kejahatan perang di bawah hukum internasional.

"Mereka diizinkan membunuh orang-orang kami. Mereka diizinka menyiksa dan melukai orang-orang kami. Mereka diizinkan menggunakan bom pinggir jalan dan meledakkan orang-orang kami. Dan kami tidak diizinkan menyentuh situs budaya mereka? "Tidak  seperti itu," kata Trump.

Sebelumnya, Trump mengklaim bahwa militernya akan mencapai sasaran yang sangat penting, termasuk situs warisan budaya, jika Iran membalas kematian Letnan Jenderal Iran, Qassem Soleimani.

"Kami menargetkan 52 situs Iran (mewakili 52 sandera AS yang ciduk Iran bertahun-tahun yang lalu), beberapa di tingkat yang sangat tinggi & penting bagi Iran," kata Trump merujuk pendudukan mantan Kedutaan Besar AS di Teheran pada 1979.

Ancaman itu muncul setelah pihak berwenang Iran mengatakan akan merrespons dengan keras serangan AS yang menewaskan Jenderal Soleimani, komandan pasukan elit Iran Quds, dan sejumlah pejuang anti-teror Irak, di Baghdad pada Jumat lalu.

Ancaman Trump untuk menyerang 52 target penting di Iran memicu reaksi keras. Banyak yang menyebutnya sebagai kejahatan perang. Kandidat Presiden Demokrat AS, Joe Biden mengatakan, kicauan Trump sangat berbahaya dan tidak bertanggung jawab.

"Ketika dia membuat pernyataan seperti itu, sepertinya bagi saya dia akan melakukan tweet sendiri, dan itu sangat berbahaya dan tidak bertanggung jawab," kata Biden kepada wartawan.

"Saya tidak tahu apakah dia berkoordinasi dengan sekutu kita. Saya tidak tahu apakah dia mendapat dukungan dari jenderalnya sendiri. Ini adalah pria yang tampaknya tidak tertambat," tambahnya.

Sementara itu, di akun Twitternya, Menteri Luar Negeri Iran, Mohammad Javad Zarif juga mengingatkan Trump bahwa sepanjang sejarah, Iran masih akan tetap berdiri tegak.

"Morang-orang barbar telah datang dan merusak kota-kota kami, merobohkan monumen kami dan membakar perpustakaan kami sepanjang sejarah, Iran masih berdiri tegak," katanya.

Zarif juga menarik analogi antara pernyataan Trump dan kejahatan Daesh dalam menghancurkan warisan budaya beberapa negara kawasan. Ia mengatakan, Presiden AS berhalusinasi meniru kejahatan perang ISIS dengan menyerang warisan budaya Negeri Para Mullah.

"Setelah melakukan pelanggaran berat hukum internasional dalam pembunuhan pengecut hari Jumat, @realdonaldtrump mengancam untuk melakukan lagi pelanggaran baru JUS COGENS, yaitu menargetkan situs budaya adalah WAR CRIME," kicau Zarif

"Presiden Trump harus secara terbuka membalikkan ancamannya terhadap kekayaan budaya Iran dan menjelaskan tidak akan mengizinkan atau memerintahkan kejahatan perang," Andrea Prasow, penjabat direktur Washington di Human Rights Watch, mengatakan dalam sebuah pernyataan.

"Departemen Pertahanan AS harus secara terbuka menegaskan kembali komitmennya untuk mematuhi hukum perang dan hanya mematuhi perintah militer yang sah," tambah Prasow.

KEYWORD :

Agresi Amerika Serikat Donald Trump Kebudayaan Iran




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :