Selasa, 23/04/2024 13:14 WIB

Harga Bensin Naik, Ayatullah Khamenei: Saya Tidak Punya Keahlian

Ayatullah Khamenei mengatakan, tidak memiliki keahlian di bidang tersebut, namun sangat mendukung keputusan yang telah diambil oleh tiga cabang kekuasaan di negara itu.

Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei (Kantor Pemimpin Tertinggi Iran via AP)

Teheran, Jurnas.com - Pemimpin Revolusi Islam Iran, Ayatullah Seyyed Ali Khamenei mendukung keputusan pemerintah baru-baru ini untuk menjatah bensin dan meningkatkan harga bensin.

Pada Jumat (15/11), Iran memutuskan memotong subsidi bensin untuk dialokasikan kepada warga miskin. Bensin di Iran masih tetap yang termurah di dunia, meskipun harga melonjak 50% menjadi 15.000 real per liter.

Ayatullah Khamenei mengatakan, tidak memiliki keahlian di bidang tersebut, namun sangat mendukung keputusan yang telah diambil oleh tiga cabang kekuasaan di negara itu.

"Kepala cabang kekuasaan sudah duduk dan mengambil keputusan yang didukung oleh para ahli. Keputusan harus dilaksanakan," kata Ayatullah Khamenei.

Sehari sebelumnya, Presiden Iran, Hassan Rouhani, juru bicara Parlemen, Ali Larijani dan kepala Kehakiman Ebrahim Raisi mengadakan pertemuan dengan Dewan Tertinggi Koordinasi Ekonomi. Mereka sepakat akan bekerja sama dalam melaksanakan keputusan tersebut.

Faksi-faksi politik sebagian besar sepakat tentang perlunya tindakan itu, tetapi beberapa kritikus menilai kebijakan itu tidak tepat karena banyak banyak rakyat Iran di bawah tekanan akibat sanksi Amerika Serikat (AS).

Menyusul keputusan itu, beberapa pengunjuk rasa melakukan aksi kekerasan. Jaksa Agung Iran, Mohammad Jafar Montazeri memperingatkan bahwa ada upaya yang dirancang asing untuk mengambil keuntungan dari situasi dan memicu kerusuhan.

"Kemarin, semalam dan malam sebelumnya, sayangnya ada masalah di beberapa kota. Beberapa orang kehilangan nyawa dan beberapa pusat hancur," kata Ayatullah Khamenei, Minggu (17/10).

"Ada beberapa hal yang perlu diingat; pertama, ketika ada sesuatu yang disetujui para kepala negara, kita harus melihatnya secara optimis. Dalam hal ini, saya bukan ahli, tetapi saya memberi tahu tuan-tuan bahwa pandangan dari para ahli tentang masalah kenaikan harga bensin berbeda-beda, beberapa melihatnya perlu dan beberapa lainnya sangat berbahaya. Jadi, saya tidak punya penilaian sendiri, tetapi jika ini adalah keputusan kepala tiga cabang kekuasaan, saya mendukungnya. Saya mengatakan ini dan Saya mendukung dukungan saya," terang Ayatullah Khamenei.

"Poin kedua adalah bahwa beberapa orang pasti khawatir atau kesal dengan keputusan ini; mereka pikir itu akan menyakiti mereka atau mereka tidak bahagia karena alasan apa pun. Namun, harus dicatat, membakar bank bukan seperti yang dilakukan orang, ini adalah apa yang bandit lakukan," tambahnya.

Menteri Dalam Negeri Iran, Abdolreza Rahmani Fazli mengatakan, pasukan keamanan melakukan pengekangan setelah pengunjuk rasa memblokir lalu lintas di beberapa kota dan bentrok dengan polisi. Di satu kota di selatan negara itu, pengunjuk rasa mencoba membakar depot minyak tetapi dihentikan polisi.

Ayatullah Khamenei memperingatkan terhadap kekerasan yang diatur oleh pihak-pihak tertentu yang dapat menyusup ke protes damai dan menimbulkan hasutan.

"Dalam insiden seperti itu, hooligan, orang yang pendendam, dan orang jahat sering memasuki lapangan dan kadang-kadang beberapa pemuda, didorong emosi, menemani mereka dan melakukan tindakan yang menghasut. Perbuatan seperti itu tidak memperbaiki masalah selain menambah rasa tidak aman pada masalah," katanya.

Ia menggambarkan rasa tidak aman sebagai bencana terbesar bagi negara dan masyarakat mana pun, dengan mengatakan itulah yang diinginkan musuh bagi Iran. (PressTV)

KEYWORD :

Ayatullah Seyyed Ali Khamenei Harga Bensin Aksi Unjuk Rasa




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :