Sabtu, 27/04/2024 00:20 WIB

Mentan Syahrul Percepat Swasembada Daging

Selama ini swasembada sulit dicapai atau tidak jalan karena tidak memikirkan pasar. 

Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo bersama Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan, I Ketut Diarmita. (Foto: Humas Kementan)

Jakarta, Jurnas.com - Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo menegaskan bahwa swasembada daging harus lebih cepat.

Begitu arahan Syahrul kepada Jajaran Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) di Kantor Kementerian Pertanian, Jakarta, Senin (4/11).

Karena itu, Syahrul meminta Dirjen PKH beserta jajarannya untuk membuat terobosan-terobosan baru dan kerja yang lebih keras.

Di tempat yang sama, Kepala Biro Humas dan Informasi Publik, Kementan, Kuntoro Boga Andri menjelaskan, poin-poin Mentan Syahrul untuk mempercepat swasembada daging sapi.

Pertama, Kementan terus berupaya menggenjot dan meningkatkan populasi sapi lokal dengan program inseminasi buatan massal seperti yang sudah dilakukan selama ini. Ini untuk mengejar kekurangan sekitar 1,4 juta ekor populasi sapi dalam rangka swasembada daging.

Selain itu, lanjut Boga, jika masih kurang perlu pengadaan sapi indukan segera, sehingga dapat mendongkrak populasi sapi untuk bisa mencapai swasembada.

"Namun harus dipahami, memperbanyak sapi indukan banyak caranya, bisa dengan pencegahan pemotongan betina produktif, maupun mendatangkan sapi indukan dari luar," jelas Boga.

Kedua, Kementan akan mendorong semua elemen terutama pemerintah daerah dan BUMN untuk serius mengembangkan peternakan sapi.

Model pengembangan kawasan sapi tidak di semua provinsi, namun dengan fokus pada beberapa provinsi yang menjadi sentra produksi sehingga upaya peningkatan produksi daging dalam negeri benar-benar dilakukan dengan fokus.

"Jika pengembangan sapi dilakukan di 34 provinsi, itu menjadi tidak fokus. Karena itu, strateginya dengan fokus misal pada 10 provinsi pusat pengembangan sapi. Tetapi memang itu menjadi kekuatan real dan menjadi percontohan pengembangan sapi di Indonesia," katanya.

"Untuk daerah lainnya, Kementan akan menjadikan sentra produksi komoditas lainnya seperti jagung atau difokuskan ke komoditas lain sesuai keunggulan daerah dan kawasan pengembangannya," tambahnya.

Ketiga, mengatakan, upaya meningkatkan populasi sapi pun bisa dilakukan dengan mengembangkan sistem integrasi dengan sawit. Lahan sawit untuk integrasi dengan pengembangan sapi itu baru difungsikan sekitar 0,9 persen, padahal potensi lahan sawit kita untuk pengembalaan sapi sangat luar biasa.

"Jika kita bisa isi 20 persen darilahan sawit yang ada, maka akan selesai semua masalah daging sapi kita. Dalam waktu singkat kementan akan melakukan kontak dengan para pimpinan daerah, bupati, gubernur dan mantan-mantan gubernurnya untuk dijadikan advisor dalam mensukseskan program integrasi sawit-sapi ini," ujar Boga.

Keempat, Boga mengatakan, membangun pertanian khususnya mewujudkan swasembada daging sapi adalah tanggung bersama. Tanggung jawab gubernur, bupati dan semua pemerintah daerah dan para pelaku usaha, sehingga semuanya harus bersinergi.

"Oleh karena itu, diplomasi pertanian sangat penting dengan eksternal kementan. Koordinasi dengan swasta, pemerintah daerah dan stakeholder lain sangat penting. Untuk kepetingan rakyat harus bisa bekerjasama dan berkoordinasi di lapangan," jelasnya.

"Terakhir, Mentan Syahrul mengingatkan bahwa swasembada pangan khususnya daging dapat diwujudkan juga dengan berorientasi bisnis dan harus memikirkan pasar. Selama ini swasembada sulit dicapai atau tidak jalan karena tidak memikirkan pasar. Kita sering hanya memikirkan budidaya atau onfarm-nya saja tanpa memikirkan bisnisnya," tambahnya.

KEYWORD :

Swasembada Daging Syahrul Yasin Limpo Kuntoro Boga Andri




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :