Kamis, 25/04/2024 02:35 WIB

Zarif Kecam Standar Ganda AS di Iran

Pompeo mengatakan sanksi keras Washington terhadap Republik Islam ditujukan untuk memberi orang-orang Iran kesempatan untuk memiliki kehidupan yang lebih baik.

Menteri Luar Negeri Iran, Mohammad Javad Zarif (Foto: Presstv)

Teheran, Jurnas.com - Menteri Luar Negeri Iran, Mohammad Javad Zarif mengecam Amerika Serikat (AS) karena memberlakukan standar ganda terhadap Republik Islam. Ia mengatakan, peraturan baru yang diberlakukan Gedung Putih hanya akan memperburuk ekonomi rakyat Iran.

"Bertolak belakang dengan klaimnya yang menipu, peraturan baru AS akan memperburuk #EconomicTerrorism pada rakyat Iran biasa," kata Zarif dalam sebuah posting di akun Twitter resminya.

Merujuk Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo, yang mengatakan pada November tahun lalu bahwa adalah kepentingan terbaik Iran untuk mengikuti garis dan mendengarkan Washington atau warganya akan membayar harganya.

"@SecPompeo menyuarakan khayalannya bahwa orang Iran harus tunduk kepada AS, jika mereka ingin makan . Sekarang, @USTreasury menyasar tidak hanya makanan tetapi juga impor obat-obatan kami," kata Zarif.

Pompeo mengatakan kepada BBC Persia bahwa para pejabat Iran harus membuat keputusan bahwa warga mereka ingin makan.

Kemudian pada Januari, Pompeo mengatakan sanksi keras Washington terhadap Republik Islam ditujukan untuk memberi orang-orang Iran kesempatan untuk memiliki kehidupan yang lebih baik.

"Sanksi terhadap Iran memiliki tujuan akhir ini: menciptakan hasil di mana rakyat Iran dapat memiliki kehidupan yang lebih baik daripada yang mereka miliki saat ini," kata Pompeo kepada Newsmax TV.

Pada Jumat (25/10), Departemen Keuangan AS mengumumkan sudah memutuskan untuk memfasilitasi penjualan makanan dan obat-obatan ke Iran.

Departemen itu mengatakan sudah membuat mekanisme kemanusiaan baru untuk memastikan pengiriman makanan dan obat-obatan dapat terus dikirim ke Iran.

Ia menambahkan bahwa mekanisme itu akan memungkinkan perdagangan yang diizinkan untuk mendukung rakyat Iran sambil mempertahankan kebijakan tekanan maksimum terhadap pemerintah Iran.

Dalam pertemuan dengan Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres di Majelis Umum yang ke-74 di New York pada bulan September, Presiden Iran, Hassan Rouhani mengecam PBB karena membiarkan kampanye terorisme ekonomi di Iran.

Mengacu pada kampanye keras tekanan ekonomi Washington dan sanksi terhadap Ira, Rouhani mengatakan pemerintah yang agresif melakukan semua kejahatan terhadap seluruh bangsa, sementara PBB tetap membisu.

"Rasa malu akan tetap dalam sejarah," katanya.

KEYWORD :

Mohammad Javad Zarif Amerika Serikat




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :