Kamis, 25/04/2024 20:45 WIB

Akhiri Masa Jabatan, Amran Bongkar Kesalahan Data Pangan PBS

Imbas dari kesalah tersebut bisa berakibat fatal terhadap 2 juta petani yang tak mendapatkan subsidi pupuk karena lahan sawahnya tidak tercatat.

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman meninjau tempat pembibitan perkebunan di Desa Sidomulyo Kecamatan Bukit Batu, Kota Palangkaraya. (Foto: Supi/JURNAS)

Jakarta, Jurnas.com - Mantan Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman membeberkan bahwa data luas lahan baku sawah yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) yang menggunakan kerangka sampel area (KSA) dari citra satelit salah.

Hal itu disampaikan di sela upacara serah terima jabatan (sertijab) Mentan Kabinet Indonesia Maju di kantor Kementerian Pertanian (Kementan), Jakarta, Jumat (25/10).

Amran mendukung rencana Mentan Syahrul Yasin Limpo dalam masa jabatan 100 hari ke depan untuk memperbaiki data pangan yang selalu menjadi sumber perdebatan.

"Izinkan saya sampaikan di forum ini, kami tidak sampaikan sebelumnya karena saya khawatir itu gaduh. Data pangan yang ada dengan citra satelit itu salah," tegas Amran.

Menurut data BPS, luas lahan baku sawah pada 2018, sebesar 7.105.145 hektare. Angka itu turun dibanding data luas lahan baku sawah sebelumnya di 2013 seluas 7.750.999 hektare. 

KSA merupakan metode perhitungan luas panen khususnya tanaman padi dengan memanfaatkan teknologi citra satelit yang berasal dari Badan Informasi dan Geospasial (BIG) dan peta lahan baku sawah yang berasal dari Kementerian ATR/BPN.

Untuk menghitung produksi, maka memerlukan data luas panen dan produktivitas, sementara untuk luas panen tergantung dari data luas lahan baku sawah.

Sementara, untuk menghitung luas bahan baku sawah tim BPS harus datang langsung ke titik koordinat yang ditentukan melalui citra satelit. Setelah ada di titik koordinat kemudian tim BPS mengambil foto.

"Kemarin data yang di ambil BPS dan BPN disahkan dan ditanda tangi, tapi setelah dicross and check dengan tim empat lembaga, ternyata 92 persen sampel yang diambil semua salah," ujar Amran.

Penurunan luas lahan baku sawah yang dirilis tiga lembaga tersebut, yakni dari 7,7 juta hektare menjadi 7,1 hektare, maka sekitar 600 ribu hektare lahan sawah yang tak tercatat.

Imbas dari kesalah tersebut bisa berakibat fatal terhadap 2 juta petani yang tak mendapatkan subsidi pupuk karena lahan sawahnya tidak tercatat.

Amran mengatakan, jika 2 juta petani tak mendapatkan subsidi pupuk maka produksi beras bisa menurun karena tidak dapat subsidi.

KEYWORD :

Data Pangan Badan Pusat Statistik Andi Amran Sulaiman




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :