Kamis, 25/04/2024 08:36 WIB

China dan Tiga Negara Ini Jadi Langganan Dedak Gandum Cilegon

Cilegon di periode Januari - Oktober tahun 2018 berhasilmembukukan ekspor dedak gandum sebanyak 12,3 ribu ton dengan nilai Rp39,6 miliar.

Petugas Karantina Cilegon dalam melakukan pemeriksaan terhadap komoditas dedak gandum (wheat bran), Minggu (8/4).

Jakarta, Juranas.com - Karantina Pertanian Cilegon mencatat empat negara masing-masing China, Vietnam, Filipina dan Papua Nugini menjadi pasar ekspor produk samping gandum berupa dedak.

"Kita apresiasi pelaku usaha yang telah memberi nilai tambah menjadi produk ekspor dari bahan baku yang didatangkan dari luar," kata Andi Setiawan Petugas Karantina Tumbuhan Cilegon saat melakukan tindakan karantina di gudang pemilik PT. Bungasari Flour Mills Indonesia di Cilegon kemarin.

Menurut Andi, dedak gandum merupakan produk sampingan dari pengolahan biji gandum menjadi tepung.

Dedak gandum dihasilkan dari bagian terluar dari kulit gandum yang disebut bran dan kulit gandum bagian dalam yang disebut pollar, tambahnya.

Di negara tujuan, dedak gadum dimanfaatkan sebagai bahan baku pakan ternak karena memiliki kadar protein dan nutrisi yang tinggi.

Dari data sistem automasi perkarantinaan, IQFAST di wilayah kerja Cilegon di periode Januari - Oktober tahun 2018 berhasil
membukukan ekspor dedak gandum sebanyak 12,3 ribu ton dengan nilai Rp39,6 miliar.

Sementara di periode yang sama ditahun 2019 tercatat volume 2,5 ribu ton dengan nilai Rp9,1 miliar. Tren kenaikan ekspor prosuk ini biasanya tercatat di akhir tahun dan diperkirakan akan mencapai angka yang kurang lebih sama dengan tahun lalu.

Menurut Andi, dedak gandum menyimpan potensi diserang serangga gudang yang tidak diperbolehkan oleh negara tujuan ekspor.

"Bebas hama gudang dan lainnya merupakan persyaratan teknis ekspor negara tujuan. Guna memastikan sehat dan aman, kami siapkan layanan pemeriksaan karantina dengan sistemn`jemput
bola`," terang Andi.

Rangkaian tindakan pemeriksaan di gudang pemilik ini dapat mempercepat proses bisnis eksportasi sebanyak 30%.

Secara rinci, Andi menjelaskan pemeriksaan fisik pada setiap kemasan, pengambilan sampel untuk dilakukan pemeriksaan secara laboratoris dan lainnya.

Setelah selesai dilakukan tindakan karantina dan dinyatakan sehat, dedak gandum ekspor dapat mengantongi sertifikat kesehatan tumbuhan atau Phytosanitary Certificate.

"Karantina Pertanian sebagai otoritasi penjamin kesehatan dan keamanan sesuai persyaratan negara tujuan,"
tutupnya.

KEYWORD :

Kinerja Menteri Pertanian Dedak Gandum Karantina Pertanian




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :