Sabtu, 27/04/2024 00:17 WIB

Erdogan Buktikan Negara Barat Dukung Teroris di Timur Tengah

Ankara memandang YPG yang didukung AS sebagai organisasi teroris kelompok militan Partai Pekerja Kurdistan (PKK).

Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan (Foto: AP)

Anakara, Jurnas.com - Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan mengatakan, ketidak imginam Barat mendukung operasi lintas-perbatasan Turki terhadap militan Kurdi di Suriah timur laut bukti bahwa mereka mendukung teroris.

"Bisakah Anda bayangkan seluruh Barat berdiri di dekat para teroris dan semua menyerang kami termasuk negara-negara anggota NATO dan negara-negara Uni Eropa ?" Kata Erdogan di Forum Dunia TRT Turki di Istanbul, Senin (21/10).

Pasukan militer Turki dan militan Tentara Pembebasan Suriah (FSA), yang didikung Ankara, pada 9 Oktober melancarkan invasi lintas-perbatasan Suriah timur laut untuk membersihkan militan Kurdi atau Unit Perlindungan Rakyat. (YPG) dari daerah perbatasan.

Ankara memandang YPG yang didukung AS sebagai organisasi teroris kelompok militan Partai Pekerja Kurdistan (PKK), yang mengupayakan wilayah otonomi Kurdi di Turki sejak 1984.

YPG, yang merupakan sayap militer Partai Persatuan Demokratik Kurdi Suriah (PYD), merupakan tulang punggung dari apa yang disebut Pasukan Demokratik Suriah (SDF), sebuah aliansi anti-Damaskus dari militan Kurdi yang didominasi.

Serangan itu terjadi setelah AS tiba-tiba menarik pasukannya di kawasan itu dan mempersilahkan Turki untuk melanjutkan rencana aksi militer terhadap sekutu lama Kurdi Washington.

Turki berencana memmbentuk zona aman 32 kilometer di timur laut Suriah yang bersih dari kehadiran militan Kurdi, dan merelokasi satu juta pengungsi Suriah di sana.

Pemerintah Suriah mengutuk serangan Turki - yang disebut Operation Peace Spring - sebagai tindakan agresi yang mencolok, yang juga dikecam negara-negara Eropa dan Arab.

Awal bulan ini, presiden Turki berjanji untuk membanjiri Eropa dengan 3,6 juta pengungsi Suriah, yang tinggal di Turki selama beberapa tahun terakhir, jika Uni Eropa jadi oposis operasi tersebut.

Namun, negara-negara Uni Eropa mengancam akan menjatuhkan sanksi pada Turki, anggota NATO, atas serangan itu, dengan geram mengecam ancaman Erdogan. Secara terpisah, Prancis dan Jerman juga mengancam akan menangguhkan ekspor senjata ke Turki karena operasi itu.

“Sejak kapan Anda [negara-negara Barat] mulai berpihak pada teror? Apakah PYD-YPG bergabung dengan NATO dan kami tidak mengetahuinya?" Tanya Erdogan sehari sebelum berangkat ke Sochi untuk bertemu Presiden Rusia, Vladimir Putin.

KEYWORD :

Recep Tayyip Erdogan Amerika Serikat Timur Tengah Uni Eropa




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :