Jum'at, 26/04/2024 06:06 WIB

AS Desak China Sanksi Korea Utara

Amerika Serikat (AS) ingin China menekan Korea Utara agar lebih konstruktif dalam pembicaraan dengan Washington. 

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan Presiden China, Xi Jinping (Foto: AFP)

Washington, Jurnas.com - Amerika Serikat (AS) ingin China menekan Korea Utara agar lebih konstruktif dalam pembicaraan dengan Washington. Tekanan itu bisa berupa sanksi dan langkah-langkah lainnya.

"Kami ingin mereka melakukan yang lebih baik," kata sisten menteri pertahanan AS untuk Urusan Keamanan Indo-Pasifik, Randall Schriver dalam konferensi Washington, Selasa (15/10).

"Minimal, penegakan sanksi, tapi saya pikir ada cara lain China dapat membantu menekan Pyongyang untuk menjadi peserta yang lebih konstruktif dalam perundingan, jika mereka melanjutkan, dan kami tidak melihat ini sekarang," sambungnya.

Schriver merujuk pada upaya AS untuk menghidupkan kembali perundingan yang berupaya membujuk Korea Utara untuk menyerahkan senjata nuklirnya.

Korea Utara, yang saat ini berada di bawah sanksi keras Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan AS atas program nuklir dan misilnya, menghentikan uji coba rudal dan nuklirnya secara sepihak tak lama sebelum pencairan diplomatik dimulai antara Pyongyang dan Seoul pada awal 2018.

Hal itulah yang melatari dua puncak pertemuan antara Presiden AS Donald Trump dan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un untuk membahas demiliterisasi Semenanjung Korea, yang pertama diadakan di Singapura pada Juni tahun lalu dan yang kedua di Vietnam pada Februari.

Pembicaraan itu membuat sedikit kemajuan, sebagian besar karena desakan Washington pada denuklirisasi lengkap Pyongyang sebelum penghapusan sanksi AS.

Pyongyang, di sisi lain, telah menyerukan pendekatan selangkah demi selangkah yang akan mencakup komitmen AS yang dapat diverifikasi untuk mengakhiri kehadiran militernya yang besar di dekat perairan teritorial Korea Utara.

Menanggapi komentar Schriver, kementerian luar negeri China mengatakan, Beijing selalu memenuhi tugasnya mengenai resolusi PBB tentang Korea Utara.

"Tiongkok gigih melaksanakan tugasnya dengan sungguh-sungguh dalam resolusi terkait Korea Utara. Negara-negara yang bersangkutan harus juga sepenuhnya menyelesaikan resolusi yang disebutkan di atas (Dewan Keamanan)," kata  juru bicara Kementerian Luar Negeri, Geng Shuang. 

"Diskusi denuklirisasi Semenanjung Korea adalah pada saat kritis. Kami berharap bahwa semua pihak yang peduli akan terus menegakkan kemudahan yang diperoleh dengan susah payah dalam ketegangan dan momentum dalam dialog, (dan) secara adil mendorong kemajuan dalam solusi politik," katanya.

KEYWORD :

Korea Utara Amerika Serikat Uji Coba Rudal Sanksi China




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :