Rabu, 24/04/2024 21:13 WIB

Konflik Berkepanjangan Antar Yaman Puncaki Negara Termiskin di Dunia

Jika perang berlanjut hingga 2022, Yaman akan menempati urutan pertama negara termiskin di dunia, dengan 79 persen populasi hidup di bawah garis kemiskinan dan 65 persen diklasifikasikan sebagai sangat miskin.

Seorang anak-anak memegang kertas berisi imbauan untuk segera mengakhiri perang di Yaman (Foto: Khaled Abdullah/Reuters)

New York, Jurnas.com - Laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang baru memproyeksikan Yaman akan menjadi negara termiskin di dunia, jika agresi Arab Saudi terhadap negara negara masih terus berlanjut terus berlanjut.

Program Pembangunan PBB (UNDP) mengatakan, kemiskinan di Yaman meningkat dari 47 persen populasi pada 2014 menjadi 75 persen yang diproyeksikan pada akhir 2019 karena perang.

"Jika perang berlanjut hingga 2022, Yaman akan menempati urutan pertama negara termiskin di dunia, dengan 79 persen populasi hidup di bawah garis kemiskinan dan 65 persen diklasifikasikan sebagai sangat miskin," kata laporan itu.

Secara terpisah, perwakilan residen UNDP Yaman, Auke Lootsma mengatakan, krisis yang sedang berlangsung mengancam untuk membuat penduduk Yaman yang termiskin di dunia - sebuah gelar yang tidak mampu dibeli oleh negara yang sudah menderita.

"Perang tidak hanya menjadikan Yaman krisis kemanusiaan terbesar di dunia, tetapi juga menjerumuskannya ke krisis pembangunan yang mengerikan," tambahnya.

Bulan lalu, sebuah laporan UNDP oleh Pardee Center for International Futures di University of Denver mengatakan, dengan tidak adanya agresi Saudi, Yaman dapat membuat kemajuan dalam mencapai kerangka kerja anti-kemiskinan global yang disepakati pada 2015 dengan target 2030.

"Perang telah menjadikan Yaman bencana kemanusiaan terbesar di dunia, dan sekarang mengancam akan menjadikan penduduknya yang termiskin di dunia," kata Administrator UNDP Achim Steiner saat itu.

"Pekerjaan UNDP dengan dukungan dari mitra internasional dan sebagai bagian dari keseluruhan keterlibatan PBB difokuskanmembantu Yaman menjaga lembaga dan bisnis berjalan untuk memastikan mereka memiliki pijakan yang kuat pulih ketika perdamaian kembali.

Dalam beberapa bulan terakhir, badan PBB, LSM, dan mitra internasionalnya berusaha memperluas kerja kemanusiaan dan pembangunan di Yaman guna menyelamatkan nyawa, memenuhi kebutuhan kemanusiaan, dan mendukung ketahanan di negara itu.

Gerakan Houthi Ansarullah, yang membela negara itu terhadap invasi yang dipimpin Arab Saudi selama empat tahun, baru-baru ini menawarkan untuk menghentikan serangan pembalasannya, jika kerajaan Arab Saudi mengakhiri kampanye pembomannya terhadap Yaman.

Arab Saudi dan sejumlah sekutu regionalnya meluncurkan perang terhadap Yaman pada Maret 2015, untuk mendukung presiden Abd Rabbuh Manour Hadi kembali berkuasa dan menghancurkan gerakan Houthi Ansarullah.

KEYWORD :

Perang Yaman Arab Saudi Negara Miskin Houthi Ansarullah




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :