Jum'at, 19/04/2024 21:24 WIB

Iran: Eropa Tak Bisa Berbuat Apa-apa Tanpa Restu AS

Hubungan AS-Iran memanas sejak Mei 2018, saat Trump secara sepihak keluar dari kesepakatan nuklir multilateral dengan Iran, yang secara resmi dikenal sebagai Rencana Aksi Komprehensif Bersama (JCPOA), dan memberlakukan sanksi terberat yang pernah ada untuk menekan Iran.

Menteri Luar negeri Iran Mohammad Javad Zarif

Teheran, Jurnas.com - Menteri Luar Negeri Iran, Mohammad Javad Zarif mengecam Jerman, Prancis dan Inggris yang ikut menggemakan pernyataan dan klaim Amerika Serikat (AS) terkait Republik Islam.

Hal itu disampaikan Zarif pada Minggu (29/9) malam, saat singgah di kota Frankfort Jerman dalam perjalanan ke Teheran dari New York, di mana ia menghadiri Majelis Umum PBB ke-74 (UNGA).

Saat di Eropa, Zarif mengatakan sudah berbicara dengan presiden anggota tetap Dewan Keamanan PBB. Kata Zarif, mereka mengatakan, tidak bisa melakukan apa pun tanpa izin dari Presiden AS Donald Trump.

"Jika hari-hari ini Anda melihat bahwa orang Eropa semakin dekat dengan AS dan menjadi sekutu-sekutunya, itu bukan karena mereka melihat kami di titik lemah, tetapi karena mereka gagal menahan AS," kata Zarif, kepada para pejabat dan warga Iran yang tinggal di kota Jerman.

Hubungan AS-Iran memanas sejak Mei 2018, saat Trump secara sepihak keluar dari kesepakatan nuklir multilateral dengan Iran, yang secara resmi dikenal sebagai Rencana Aksi Komprehensif Bersama (JCPOA), dan memberlakukan sanksi terberat yang pernah ada untuk menekan Iran.

Trump merupakan kritikus garis keras kesepakatan itu, yang diraih pada Juli 2015 oleh Iran dan kelompok negara-negara P5 +1 (Iran, AS, Prancis, Inggris, China, Rusia, dan Jerman)

Sejak keluar dari JCPOA, Trump telah berusaha untuk memaksa Iran menerima alternatif yang lebih luas yang mengekang program rudal Teheran dan pengaruh regional.

"Selama lima bulan terakhir, Eropa berusaha memberi kami kredit sebagai imbalan atas penjualan minyak mentah Iran untuk membuat negara itu tetap berada di JCPOA, tetapi belum dapat melakukan bahkan pekerjaan kecil ini karena tidak diizinkan tuannya menghabiskan uangnya sendiri untuk keamanannya sendiri," lanjut Zarif.

Pada Januari, Inggris, Prancis, dan Jerman mengumumkan pembentukan mekanisme yang bertujuan memungkinkan perdagangan non-dolar antara blok 28-negara dan Iran, secara resmi disebut Instrumen dalam Mendukung Pertukaran Perdagangan (INSTEX).

Namun kenyataannya tidak banyak yang sudah dicapai. Perdagangan dengan Iran belum melonjak melalui INSTEX. Selain itu, Eropa juga belum berani menentang AS atas sanksi ilegal terhadap Iran.

Tiga negara Eropa sejauh ini gagal menegakkan komitmen mereka. Mereka menyatakan dukungan vokal untuk JCPOA, tetapi gagal memberikan insentif ekonomi yang berarti seperti yang dipersyaratkan dalam perjanjian nuklir.

Iran telah berulang kali mengatakan tidak pernah berbicara dengan AS di tingkat apa pun sampai semua sanksi Paman Sam dicabut terlebih dahulu di Negeri Para Mullah.

KEYWORD :

Kesepakatan Nuklir Amerika Serikat Eropa Mohammad Javad Zarif




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :