Kamis, 18/04/2024 23:16 WIB

China: Perang Tarif yang Dipicu AS Ancam Ekonomi Dunia Melorot

Beijing harus menyediakan tanggapan yang diperlukan untuk melindungi hak dan kepentingan Tiongkok yang sah dan untuk menegakkan keadilan internasional.

Menteri Luar Negeri Tiongkok Wang Yi berbicara pada Majelis Umum PBB yang ke-74 di markas PBB di New York pada 27 September 2019. (Foto: Reuters)

Beijing, Jurnas.com - Menteri Luar Negeri China, Wang Yi, mengecam tindakan unilaterlime Amerika Serikat (AS) yang memicu perang dagang terhadap negara Asia. Ia memperingatakan, tarif yang dipicu AS dan perselisihan perdagangan lainnya dapat menjerumuskan dunia ke dalam resesi.

Lewat pidatonya yang disampaikan kepada Majelis Umum PBB, Wang mengatakan Beijing berkomitmen untuk menyelesaikan sengketa perdagangan dengan Washington dengan tenang, rasional dan kooperatif.

"Tarif dan provokasi sengketa perdagangan, yang mengacaukan industri global dan rantai pasokan, berfungsi untuk melemahkan rezim perdagangan multilateral dan ekonomi global serta ketertiban perdagangan. Tindakan AS bahkan dapat menjerumuskan dunia ke dalam resesi," kata Wang.

Gedung Putih mengenakan tarif lebih dari US360 miliar barang Tiongkok. Trump juga menyebut China sebagai manipulator mata uang. China membalas dengan memukul sebagian besar ekspor AS ke negara Asia.

Perang dagang AS-Cina, yang sudah berlangsung 14 bulan, meningkatkan momok resesi global. Pakar perdagangan dan pejabat pemerintah mengatakan perang perdagangan berjalan jauh lebih dalam dari tarif dan bisa memakan waktu bertahun-tahun untuk menyelesaikannya.

"Biarkan aku membuatnya sangat jelas. Cina adalah negara dengan peradaban 5.000 tahun, 1,4 miliar orang pekerja keras dan berani, dan tanah luas 9,6 juta kilometer persegi. Tiongkok tidak akan pernah diintimidasi oleh ancaman atau ditundukkan oleh tekanan," lanjut Wang.

Ia juga mencatat bahwa Beijing harus menyediakan tanggapan yang diperlukan untuk melindungi hak dan kepentingan Tiongkok yang sah dan untuk menegakkan keadilan internasional.

Wang juga mengecam unilateralisme AS yang merajalela. Ia mengatakan bahwa dalam menghadapi perilaku seperti itu seluruh negara tidak boleh berdiam diri, dengan menekankan pentingnya perlunya tatanan internasional untuk mematuhi hukum dan peraturan.

Wang juga memperingatkan bahwa tindakan yang melanggar norma internasional hanya bisa menjerumuskan dunia ke dalam kekacauan.

Pernyataannya itu disampaikan ketika Washington mempertimbangkan untuk memberlakukan taktik tekanan finansial baru yang radikal di China, termasuk kemungkinan menghapus perusahaan-perusahaan China dari bursa saham AS.

KEYWORD :

Perang Dagang Amerika Serikat China Wang Yi




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :