Senin, 29/04/2024 11:12 WIB

Menlu Retno: Tak Ada Ruang Bagi Kelompok Radikal

Inisiatif Indonesia tersebut lahir dari keprihatinan semakin banyaknya tindak kekerasan.

Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi (Foto: Ist)

New York, Jurnas.com - Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi mengatakan, tren ujaran kebencian, fanatisme dan intoleransi terhadap Islam semakin mengkhawatirkan.

Begitu kata Retno mengawali pidatonya saat memimpin Kelompok Kerja OKI untuk Perdamaian dan Dialog atau OIC Contact Group on Peace and Dialogue di sela-sela Sidang Majelis Umum PBB ke-74 di New York, Senin (23/9).

Kelompok Kerja OKI ini dilangsungkan untuk mengesahkan rancangan Rencana Aksi untuk Melawan Islamophobia, Diskriminasi Agama, Intoleransi dan kebencian terhadap kelompok Muslim tahun 2020-2023/Plan of Action on Combating Islamophobia, Religious Discrimination, Intolerance and Hatred towards Muslims 2020-2023.

Draft ini sudah dibahas dan disepakati oleh Pertemuan Pertama Kelompok Kerja OKI untuk Perdamaian dan Dialog di Jakarta tanggal 29-30 Juli 2019.

Negara OKI memberikan apresiasi yang besar atas kepemimpinan dan prakarsa Indonesia yang menjadi tuan rumah pertemuan pertama Kelompok Kerja OKI dimaksud.

"Dokumen Rencana Aksi tersebut digunakan sebagai acuan bagi aksi dan kerja sukarela negara OKI dalam mengatasi Islamophobia di dunia dewasa ini," ujar Retno.

Inisiatif Indonesia tersebut lahir dari keprihatinan semakin banyaknya tindak kekerasan yang didasarkan pada sentimen primordial, termasuk tragedi di Christcurch, Selandia Baru.

Karena itu, Retno berharap, pemimpin komunitas Islam bisa bersuara keras dan tegas untuk melawan aksi kelompok radikal yang mengatasnamakan Islam.

"Kita semua pemimpin negara Islam harus memastikan bahwa tidak ada ruang sekecil apapun bagi kelompok radikal yang dapat berkembang di masyarakat kita," tegas Retno.

Selanjutnya, Retno berharap, negara Islam harus mempromosikan wajah Islam yang sesungguhnya yaitu Islam yang rahmatan Lil-alamin kepada dunia. Negara Islam harus berani menyampaikan pesan yang tegas bahwa terorisme dan ektrimisme tidak ada kaitannya dengan agama dan ajaran Islam.

"Negara OKI harus menjadi mesin untuk mempromosikan keharmonisan antar peradaban baik di forum OKI maupun di forum multiklateral lainnya. Negara OKI harus menyuarakan nilai Islam yang sesungguhnya di setiap ruang dan Gedung PBB ini," tegas Retno.

KEYWORD :

Retno Marsudi Majelis Umum PBB Kelompok Radikal




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :