Jum'at, 26/04/2024 05:47 WIB

Tekanan Darah Stabil Belum Tentu Sembuh dari Hipertensi

Alasan terbesar untuk tidak rutin minum obat adalah pengidap hipertensi telah merasa sehat. 

Kebanyakan pengidap hipertensi tidak terdeteksi lantaran tidak mengalami gejalanya langsung (Foto: Netizen Pos)

Jurnas.com - Hipertensi merupakan masalah kesehatan global berakibat peningkatan angka kesakitan dan kematian serta beban biaya kesehatan termasuk di Indonesia.

Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO) diperkirakan 1,13 miliar orang di dunia menderita hipertensi dan kurang dari 1 dari 5 penderita yang memeriksa kesehatannya ke tenaga medis.

Di Indonesia prevelensi hipertensi dengan jumlah penduduk 265 juta orang meningkat 34,1 persen pada tahun 2018 dibandingkan tahun 2013
sebesar 27,8 persen.

Data IRR (Indonesian Renal Registry) 2017 menunjukkan bahwa hipertensi juga menjadi penyebab utama gagal ginjal sehingga menjalani cuci darah (dialisis).

Dari prevalensi hipertensi sebesar 34,1 perseb, diketahui bahwa sebesar 8,8 persen terdiagnosis hipertensi, dimana orang yang terdiagnosis hipertensi tersebut 32,3 persen tidak rutin minum obat dan 13,3 persen tidak minum obat.

Alasan terbesar untuk tidak rutin dan tidak minum obat adalah penderita hipertensi telah merasa sehat. Hal ini terjadi karena banyak pasien yang beranggapan ia telah sembuh dari hipertensi manakala tekanan darahnya telah stabil dan cenderung menghentikan pengobatan.

Hipertensi juga menjadi risiko utama terjadinya penyakit kardiovaskular. Menurut World Economic Forum 2015, Indonesia dalam kurun waktu 2012 – 2025 mengeluarkan biaya sebesar USD 4,47 trilyun atau sekitar USD 17.863 per kapita untuk Non Communicable Diseases / Penyakit Tidak Menular (kardiovaskular, kanker, penyakit paru kronis, diabetes dan kesehatan jiwa).

Untuk itulah edukasi masyarakat terkait hipertensi sebagai upaya pencegahan (preventive) sangat penting.

Dibutuhkan suatu Gerakan Peduli Hipertensi (GPH) oleh seluruh lapisan masyarakat dan pembuat kebijakan utamanya media yang dilakukan secara berkelanjutan mengingat potensi risiko kecacatan dan kematian serta munculnya beban ekonomi bukan hanya bagi penderita dan keluarganya, namun juga bagi negara.

KEYWORD :

Pengidap Hipertensi Tekanan Darah




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :