Rabu, 24/04/2024 14:57 WIB

Direct Call Dongkrak Ekspor Pertanian Sulawesi Selatan

Dari data sistem otomasi perkarantinaan, IQFAST, tercatat periode Januari hingga Juni 2019, pihaknya sudah mensertifikasi 168 ribu ton komoditas pertanian dengan nilai ekonomi Rp7,39 triliun.

Bersama dengan instansi terkait di Pelabuhan Laut Soekarno Hatta, Kepala Karantina Pertanian Makassar, Andi Yusmanto melepas 7 komoditas ekspor pertanian asal Sumsel dengan fasilitas Direct Call atau ekspor langsung, Minggu (25/8)

Makassar, Jurnas.com – Unit kerja Badan Karantina Pertanian di Makassar terus menggandeng semua pihak untuk mendorong kinerja ekspor pertanian. Dorongan itu ditegaskan setelah  pelayaran langsung  (direct call) di Kawasan Timur Indonesia (KTI) diberlakukan.

"Kami sangat apresiasi upaya ini dan semoga dapat mendorong kinerja eksportasi pertanian dari KTI makin meningkat," kata Kepala Balai Besar Karantina Pertanian Makassar, Andi Yusmanto saat melepas ekspor tujuh komoditas pertanian sekaligus asal Sulawesi Selatan, Minggu (25/8).

Menurutnya, sebelum ada fasilitas ekspor langsung yang yang diinisiasi oleh PT Pelindo IV, eksportasi produk pertanian asal Sulawesi Selatan harus melalui pelabuhan di Pulau Jawa.

"Tentu hal ini dapat menyebabkan biaya ekonomi mahal disamping waktu tunggu yang lebih lama, dan akhirnya produk kita tidak memiliki daya saing," ujar Yusmanto.

Selanjutnya, Yusmanto mengatakan, paska pemberlakuan ekspor langsung ke negara tujuan ekspor yang difasilitasi semua pemangku kepentingan di Pelabuhan Laut Makassar, kinerja ekspor langsung melesat.

Dari data sistem otomasi perkarantinaan, IQFAST, tercatat periode Januari hingga Juni 2019, pihaknya sudah mensertifikasi 168 ribu ton komoditas pertanian dengan nilai ekonomi Rp7,39 triliun.

Yusmanto mengaku nilai ekonominya meningkat 101 persen dibandingkan data 2018 yang tercatat jumlah ekspor sebanyak 162 ribu ton dengan nilai ekonomi Rp3,81 triliun.

"Dari sisa waktu hingga akhir tahun nanti kita dorong agar penambahan baik dari sisi volume maupun ragam komoditas," tambahnya.

Sesuai instruksi Presiden melalui Menteri Pertanian (Kementan) untuk gencarkan investasi dan ekspor, melalui Agro Gemilang program yang digagas Badan Karantina, kini mulai membuahkan hasil.

Jumlah eksportir produk pertanian muda yang dibimbing memasuki pasar ekspor oleh Karantina Pertanian Makassar mulai bermunculan. Juga ragam komoditas pertanian yang menjadi primadona unggulan juga bertambah.

Salah satunya adalah porang (Amorphophallus muelleri), umbi yang diekspor dalam bentuk kering untuk bahan makanan ini mulai diminati pasar ekspor.

Selain itu, Yusmanto juga turut melepas ekspor, tanaman asal Kabupaten Bulukumba, Gowa, Maros, Sinjai, dan Takalar. Sejumlah 52 ton porang dengan nilai ekonomi Rp709 juta dengan tujuan Vietnam.

Sementara enam komoditas lainnya, kacang mede, minyak cangkang kacang mede, dedak gandum, rumput laut, plywood dan karagenan. Produk ekspor asal Sumsel ini dikemas dalam 139 kontainer dengan nilai ekonomi Rp103,9 miliar.

"Khusus untuk kacang mede yang diekspor kali ini dengan tujuan negara baru yakni Thailand. Ini juga dampak positif dari pemberlakuan direct call," pungkas Yusmanto.

KEYWORD :

Ekspor Pertanian Sulawesi Selatan Andi Yusmanto




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :