Kamis, 18/04/2024 16:56 WIB

Ketua The Fed Powell Bikin Trump Kebakaran Jenggot

Trump mempertanyakan apakah kepala bank sentral AS musuh yang lebih besar daripada Presiden China Xi Jinping.

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump (Foto: AFP)

Washington, Jurnas.com - Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump meradang setelah Ketua Federal Reserve Jerome Powell memperingatkan bahwa perang dagangan dengan China berisiko bagi ekonomi AS.

Trump mempertanyakan apakah kepala bank sentral AS musuh yang lebih besar daripada Presiden China Xi Jinping.

"Seperti biasa, The Fed TIDAK melakukan apa-apa! Sungguh luar biasa bahwa mereka dapat `berbicara` tanpa mengetahui atau bertanya apa yang saya lakukan, yang akan segera diumumkan," tulis Trump di akun Twitter pribadinya.

"Kami memiliki dolar yang sangat kuat dan Fed yang sangat lemah. Saya akan bekerja `cemerlang` dengan keduanya, dan AS akan bekerja dengan baik," tambahnya.

"Satu-satunya pertanyaan saya adalah, siapa musuh terbesar kita, Jay Powell atau Presiden Xi?"

Tidak jelas apa yang dimaksud Trump saat mengatakan akan bekerja cemerlang dengan keduanya.

Trump memang sering mengecam Powell karena menaikkan suku bunga, yang katanya telah meningkatkan nilai dolar AS dan merusak daya saing produsen AS.

Federal Reserve AS dianggap independen karena keputusan kebijakan moneternya tidak harus disetujui presiden atau siapa pun di cabang eksekutif atau legislatif pemerintah dan tidak menerima dana yang sesuai dengan Kongres.

Dengan beberapa tanda-tanda meningkatnya risiko resesi di AS, pejabat administrasi Trump sudah membahas tindakan untuk mencegah penurunan sebelum pemilihan presiden November 2020.

Sebelumnya, Powell, dalam pidato mencirikan ekonomi AS sebagai tempat yang menguntungkan tetapi menghadapi risiko signifikan, terutama dari efek berbahaya dari perang perdagangan AS dengan China.

Trump mengecam China pada Jumat (23/8) bersumpah segera menanggapi pengumuman tarif baru China dan memerintahkan perusahaan-perusahaan AS untuk meninggalkan negara itu.

Serangan itu terjadi setelah China mengumumkan pihaknya akan mengenakan tarif baru pada kedelai AS, lobster, selai kacang dan impor lainnya senilai USD 75 miliar sebagai balasan tarif Washington yang berlaku dalam dua putaran, 1 September dan 15 Desember.

Gedung Putih akan menaikkan tarif impor China yang ada pada USD250 miliar menjadi 30 persen dari 25 persen, dimulai pada 1 Oktober.

Ia menambahkan bahwa bea pada USD300 miliar lain dalam produk-produk Cina, yang mulai berlaku pada 1 September, akan meningkat sebesar 5 persen, mencapai 15 persen.

KEYWORD :

Perang Dagang Amerika Serikat China




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :