Jum'at, 26/04/2024 18:08 WIB

Terbukti Cetak Devisa, Kementan Kawal Ekspor Sarang Burung Walet Jateng

Ekspor sarang burung walet Indonesia 2018 diperkirakan mencapai Rp40 triliun.

Sarang burung walet (Foto: radarpekalongan)

Semarang, Jurnas.com - Kepala Badan Karantina, Kementerian Pertanian (Kementan), Ali Jamil mengajak para pelaku usaha sarang burung walet di Jawa Tengah untuk meningkatkan kualitas produksinya agar dapat mengambil peluang ekspor komoditas ini lebih besar.

"Kita tahu potensi sarang burung walet kita sangat luar biasa. Apalagi negara kita merupakan habitat utama yang paling cocok dengan perkembangbiakan walet," ujar Ali Jamil saat melepas ekspor sarang burung walet asal Jawa Tengah sebanyak 181 kg tujuan Tiongkok di Kantor Karantina Pertanian Semarang, Rabu (21/8).

Indonesia adalah pemasok terbesar pasar global, bahkan hingga 78 persen. Jamil membeberkan, ekspor sarang burung walet Indonesia 2018 diperkirakan mencapai Rp40 triliun.

"Ini potensi besar dan telah terbukti menghasilkan devisa. Dan tata niaganya akan terus dikawal agar dapat terus bertumbuh dan memenuhi peluang pasar ekspor yang ada.

Di tempat yang sama, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo mengapresiasi Kementan yang sudah memberikan layanan khusus pada komoditas pertanian asal wilayah kerjanya untuk dapat diekspor ke mancanegara.

Ganjar  juga mengapresiasi para eksportir yang sudah melakukan upaya agar komoditas pertanian Jawa Tengah bisa tembus pasar Internasional.

Pada saat membuka dialog kepada para eksportir yang hadir khususnya tentang hambatan yang dialami. Eksportir walet ke Tiongkok, Joko mengeluhkan tidak adanya penerbangan langsung dari Semarang ke Tiongkok.

Ganjar mengajak Joko dan eksportir walet serta komoditas lainnya tujuan China untuk berkoordinasi dan mendata potensi yang ada. Jika cukup banyak, ia akan  melobi pihak maskapai untuk membuka penerbangan langsung dari Semarang ke Tiongkok.

Tidak hanya melepas SBW, Kepala Barantan dan Gubernur Jateng  juga melepas perdana ekspor produk samping tepung gandum berupa biskuit sebanyak 300 ton ke Bangladesh. Negara tujuan ekspor ini mempersyaratkan adanya jaminan kesehatan dan keamanan dari otoritas Karantina pertanian Indonesia.

Sementara, produk pertanian lain yang juga  diekspor pada saat yang sama adalah daun cincau kering sebanyak 28 ton tujuan Malaysia, gula merah 35 ton tujuan Srilangka, ijuk sebanyak 18 ton tujuan Tiongkok, margarine sebanyak 23 kg tujuan Banglades.

KEYWORD :

Kinerja Menteri Pertanian Ekspor Burung Walet Jawa Tengah




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :