Sabtu, 20/04/2024 05:23 WIB

Genjot Produksi, Kementan Bermitra dengan Penangkar dan Produsen Benih

Kementan memfasilitasi bantuan untuk kelompok penangkar agar mampu mencukupi kebutuhan di kelompoknya sendiri dan bisa jadi dapat menjual sebagian hasilnya.

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman didampingi Direktur Jenderal Perkebunan, Kasdi Subagyono meninjau tempat pembibitan perkebunan di Desa Sidomulyo Kecamatan Bukit Batu, Kota Palangkaraya. (Foto: Supi/JURNAS)

Jakarta, Jurnas.com - Kementerian Pertanian (Kementan) terus mendorong peningkatan produksi, salah satunya mengupayakan pemenuhan benih dengan menggerakkan pola kemitraan penangkar dengan produsen.

"Benih bermutu menjadi kebutuhan utama agar mampu menggenjot produksi," demikian ungkap Kepala Sub Direktorat Pengembangan Produksi Benih, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementan, Suharyanto di Jakarta, Senin (19/8).

Ia menegaskan, untuk menjamin penyediaan benih bermutu, salah satu program yang dijalankan Kementan, yakni penangkar benih. Kementan memfasilitasi bantuan untuk kelompok penangkar agar mampu mencukupi kebutuhan di kelompoknya sendiri dan bisa jadi dapat menjual sebagian hasilnya.

"Tidak hanya itu, ada beberapa penangkar yang malah sudah menjalani pola kemitraan dengan perusahaan benih. Jadi mereka sudah mampu membuka akses pemasarannya," kata Suharyanto.

Di tempat terpisah, Amiruddin Ketua Poktan Loncek Benih Agro di Desa Pakbulu Kecamatan Anjungan, Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat menyatakan kelompoknya telah melakukan pola kemitraan melalui kerjasama produksi dan pelimpahan benih dengan PT. Pertani.

Kelompok dengan jumlah anggota 80 orang dan luas areal penangkaran 60 hektad ini mencakup Kabupaten Mempawah, Singkawang, Bengkayang dan Sambas.

"Dengan potensi hasil tiga sampai empat ton benih per hektare, kami mampu memenuhi kebutuhan benih yang tanam pada Agustus ini. Saat ini kami menyiapkan benih siap salur sebanyak 60 ton untuk memenuhi kebutuhan 2.400 hektare," sebutnya.

Karena itu, menurut Amiruddin, keluhan para penangkar di era digital selama ini seharusnya tidak terjadi, hal ini telah dibuktikan oleh asosiasi penangkar benih Loncek Benih Agro. Melalui pola kemitraan dengan produsen benih yang terdaftar di E-Katalog Benih, penangkar tidak perlu kawatir lagi dengan masalah pemasaran.

"Apalagi mengingat kebutuhan benih bermutu di Provinsi Kalimantan Barat potensinya masih cukup besar, peluang kita cukup besar untuk masuk ke pasar benih," tegasnya.

KEYWORD :

Kinerja Menteri Pertanian Sektor Perkebunan Bun500 Suharyanto




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :