Kamis, 18/04/2024 22:18 WIB

Kementan Gandeng FAO Kembangkan Padi Organik di Perbatasan Kalbar

Wilayah perbatasan menjadi pintu masuk dengan negara tetangga jadi sangat memungkinkan untuk ekspansi produk dalam negeri.

Tanaman padia yang sudah mulai tumbu dewas di pekarangan lahan rawa

Jakarta, Jurnas.com - Kementerian Pertanian (Kementan) menggandeng Food and Agriculture Organization (FAO) sedang mengembangkan padi organik di wilayah perbatasan Kalimantan Barat (Kalbar) dengan Malaysia dan Brunei Darussalam untuk tujuan ekspor.

Kawasan Perbatasan saat ini menjadi kawasan yang potensial untuk dikembangkan. Pasalnya, wilayah perbatasan menjadi pintu masuk dengan negara tetangga jadi sangat memungkinkan untuk ekspansi produk dalam negeri.

Melihat potensi tersebut, Kementan di bawah komando Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman mulai meluncurkan program kegiatan di kawasan perbatasan.

Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan, Gatut Sumbogodjati, menjelaskan, wilayah perbatasan menjadi pintu masuk negara tetangga, sehingga sangat memungkinkan untuk ekspansi produk dalam negeri. Salah satu yang sedang dikembangkan yaitu pengembangan pertanian desa padi organik.

"Di daerah perbatasan Provinsi Kalimantan Barat mulai kita kembangkan padi organik, ini adalah bagian dari tindak lanjut pertemuan bilateral antara Menteri Pertanian dengan Asisten Direktur Jenderal FAO pada bulan Maret 2017 lalu," ujar Gatut di Jakarta, Sabtu (17/8).

Perlu diketahui, dari hasil koordinasi dan survei lapang yang dilakukan antara FAO dan Direktorat Jenderal (Ditjen) Tanaman Pangan, Kenentan telah ditetapkan ada 7 kelompok tani binaan yang diberikan pembinaan. Selain itu, diberikan juga pelatihan untuk pengembangan sistem pertanian organik.

"Untuk kelancaran proyek ini tentunya kami perlu dukungan dan komitmen dari aparatur pemerintah di wilayah setempat dan stakeholder lainnya. Kami ingin agar hasil dari pengembangan proyek ini dapat bermanfaat dan berdampak bagi semua pihak terkait," beber Gatut.

Di Pontianak pun ungkap Gatut, Ditjen Tanaman Pangan menindaklanjuti dengan pertemuan Workshop for Organic Village pada akhir Juli lalu. Sementara kaitannya dengan lokasi kegiatan pengembangan pertanian desa organik ini dilakukan pendekatan gender.

"Hasilnya, telah ditetapkan di tiga desa, yakni Desa Neken Kecamatan Entikong, Desa Kenaman Kecamatan Sekayam dan Desa Tunggal Bakti Kecamatan Kembayan Kabupaten Sanggau Provinsi Kalimantan Barat," terangnya.

Lebih lanjut Gatut menyebutkan hal yang menarik yakni proyek kerjasama pengembangan padi organik ini sangat direspon oleh Asisten Direktur Jenderal FAO bahkan lokasinya sendiri dikhususkan di Kabupaten Sanggau Kalimantan Barat. Alasannya karena Sanggau bagian dari daerah perbatasan dengan negara tetangga, yakni Malaysia dan Brunei Darussalam.

"Dengan demikian, beras organik kita memiliki potensi pasar ekspor yang sangat besar terutama ke Malaysia dan Brunei Darussalam, apalagi produk pertanian organik kita semakin dinikmati masyarakat negara tetangga, meskipun harganya berbeda dengan non organik," sebutnya.

Luas Pengembangan Padi Organik

Gatut mengatakan Kementan bersama FAO akan mengembangkan padi organik di wilayah perbatasan tersebut seluas 104 hektar. Varietasnya untuk padi organik yakni Inpari 24 dan beras hitam biasanya varietas lokal yakni Selasih.

"Demi melihat peluang tersebut, pemerintah mendorong petani untuk memanfaatkan sumber daya lokal dengan ditambah bantuan pemerintah bisa menjadi stimulant mendorong produksi padi organik di wilayah perbatasan tersebut," pungkasnya.

KEYWORD :

Kinerja Menteri Pertanian Padi Organik Kalimantan Barat




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :