Kapal tanker diserang di Teluk Oman. (Foto: ISNA/AFP)
Washington, Jurnas.com - Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump menggunakan serangan terhadap dua kapal tanker minyak di Laut Oman pekan lalu untuk memicu konflik di kawasan Timur Tengah.
Demikian kata seorang analis Amerika, James George Jatras kepada Press TV dalam wawancara, Senin (17/6).
Jatras menyebut modus, Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo dan pejabat lainnya adalah menuding Iran mendalangi serangan kapal tanker itu, lalu mengatakan, semua opsi ada di meja.
"Orang-orang di sekitar Presiden Trump benar-benar ingin menggunakan ini sebagai dalih untuk melakukan sesuatu pada Iran," kata Jatras.
Tak banyak percaya tudingan pemerintah Trump, terutama dari sekutu AS, jika serangan terhadap dua kapal tanker minyak di Laut Oman memiki hubungan dengan Iran.
Serangan di Front Altair yang berbendera Kepulauan Marshal dan Kokuka Courageous milik Jepang berbendera Panama mengirimkan gelombang kejut ke seluruh dunia.
Jepang dan Jerman meminta bukti dari video kasar Departemen Pertahanan AS yang menunjukkan sebuah kapal Iran mengeluarkan barang yang dikatakan sebagai ranjau.
Tuntutan bukti "kredibel" juga diajukan pejabat senior kebijakan luar negeri Uni Eropa dan pemimpin Partai Buruh oposisi Inggris, Jeremy Corbyn.
Ketegangan antara AS dan Iran memburuk sejak awal Mei, saat Gedung Putih memperketat sanksi minyaknya yang tidak sah guna memotong ekspor minyak Iran hingga nol.
Para ahli mengatakan, orang-orang agresif dalam administrasi Trump, termasuk Penasihat Keamanan Nasional AS, John Bolton dan Pompeo, menjalankan kebijakan luar negeri AS dan mempengaruhi Trump dengan informasi palsu, terutama yang berkaitan dengan Iran.
The Washington Post melaporkan pada pertengahan Mei, Trump menentang kebijakan ekstrem anti-Iran dari para pembantunya yang agresif dan bersikeras bahwa lebih menyukai solusi diplomatik daripada perang.
KEYWORD :Kapal Minyak Laut Oman Amerika Serikat Timur Tengah
