Sabtu, 20/04/2024 06:08 WIB

Tenun Masalili Khas Kendari Terlahir Kembali

Tenun Masalili dalam pilihan warna kuning, hijau, biru, hingga ungu, dikombinasi dengan tenun Lurik dan tenun ATBM.

Fashion tenun rancangan Wignyo Rahardi (Foto: Istimewa)

Jakarta, Jurnas.com - Sebagai salah satu upaya memperkenalkan tenun Masalili ke masyarakat lebih luas, digelar acara fashion show yang menampilkan koleksi modest wear mulai dari gaya kontemporer hingga Syari dengan menggunakan kain tenun Masalili hasil produksi UMKM binaan Bank Indonesia Perwakilan Provinsi Sultra karya desainer Wignyo Rahadi dan Irma Intan beserta desainer asal Kendari.

Tertarik dengan keindahan Hutan Bakau di Kota Kendari, fashion show tersebut diselenggarakan di area Hutan Bakau. Desainer Wignyo Rahadi menampilkan koleksi modest wear bertema “Re-Masalili”

Koleksi itu dikembangkan dari inspirasi gaya busana Retro dengan menonjolkan permainan cutting yang bervolume, seperti model lengan setali, celana harem, rok draperi, dan dress aksen tumpuk, dilengkapi turban dan hijab model capuchon.

Tenun Masalili dalam pilihan warna kuning, hijau, biru, hingga ungu, dikombinasi dengan tenun Lurik dan tenun ATBM (Alat Tenun Bukan Mesin) corak Sobi dan Bintik yang menjadi ciri khas Tenun Gaya, brand yang dibuat oleh desainer Wignyo Rahadi. Sentuhan ornamen tumpuk, draperi, dan asimetris turut menjadi daya pikat koleksi dari olahan tenun Masalili.

Desainer Irma Intan yang merupakan desainer kelahiran Kendari, menampilkan koleksi busana muslim Syari bertema “Himeka” yang dalam bahasa Sansekerta berarti sorot mata yang bercahaya.

Koleksi ini menghadirkan kombinasi tenun Masalili dengan material tulle, katun, dan organza yang dituangkan dalam siluet A-line serta ornamen zipper dan beads yang dramatis. Dominasi warna hitam diberi sentuhan warna cerah dari tenun Masalili, antara lain warna merah, biru, hijau tosca, dan ungu.

Bank Indonesia Perwakilan Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) bekerjasama dengan berbagai pihak berupaya mengembangkan tenun Masalili sebagai kekuatan ekonomi lokal, antara lain melalui program pelatihan peningkatan kualitas, motif, desain serta pengembangan produk dan pemasaran yang bekerjasama dengan desainer Wignyo Rahadi.

Dengan program pengembangan yang dilakukan Bank Indonesia Perwakilan Provinsi Sultra, tenun tradisional Masalili dapat diaplikasikan menjadi ragam gaya busana ready to wear untuk menunjang gaya hidup masa kini.

KEYWORD :

Wignyo Rahardi Tenun Masalili Sulawesi Tenggara




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :