Kamis, 18/04/2024 14:39 WIB

Selama Ramadan Tren Bisnis Fashion dan Makanan Meningkat

Selama Ramadan, industri ritel, F&B dan servis mengalami peningkatan transaksi yang signifikan, terutama pada minggu-minggu akhir di bulan Ramadan.

Evaluasi bisnis UKM di momen Ramadan dan Idul Fitri (Foto: Moka)

Jakarta, Jurnas.com - Moka, startup penyedia layanan sistem kasir digit merilis data-driven insight menarik yang bisa dimanfaatkan oleh pelaku UKM sebagai bahan evaluasi strategi bisnis Ramadan tahun ini dibandingkan dengan Ramadan tahun lalu untuk para pelaku UKM guna mempersiapkan bisnis di hari raya yang lebih baik.

Melalui medium microsite dan e-book Ramadan yang dapat diakses secara gratis, paparan data ini memberikan tiga gambaran utama untuk bisnis, yaitu dengan menunjukkan tren ritel dan F&B selama Ramadan, perubahan perilaku konsumen pada saat sahur dan berbuka puasa, serta antisipasi penurunan penjualan setelah Ramadan usai.

Asisten Deputi Pemasaran Kementerian Koperasi dan UKM Indonesia Destry Anna Sari mengatakan kegiatan diskusi seperti ACOM spesial Ramadan ini bermanfaat untuk meningkatkan aktifitas ekonomi di kalangan UKM Indonesia.

“Dengan mengetahui tren yang berlangsung dan memanfaatkan momentum, kami berharap para pelaku usaha dapat tetap produktif untuk meningkatkan produksi dan penjualan bisnis,” ujarnya.

Selama Ramadan, industri ritel, F&B dan servis mengalami peningkatan transaksi yang signifikan, terutama pada minggu-minggu akhir di bulan Ramadan. Komoditi seperti pakaian dan aksesoris mengalami peningkatan volume pendapatan sebanyak 38,8 persen sementara jumlah transaksi tiap outletnya pun naik hingga 68,1 persen.

Salah satu produk pakaian yang paling laku terjual saat bulan Ramadan tahun 2018 adalah hijab, dengan preferensi hijab berbahan voile polos dan syal bermotif serta hijab dengan warna lembut seperti merah muda, persik dan biru. Berbeda dengan tahun lalu dengan hijab berbahan voile polos yang banyak digemari, data menunjukkan bahwa hijab voile bermotif mulai mendominasi pasar di Ramadan 2019.

Untuk bisnis F&B, tren penjualan di tahun 2018 lebih kurang serupa dengan tahun 2019, di mana pada minggu pertama Ramadan, bisnis F&B sedikit melemah dibandingkan minggu sebelumnya dengan penurunan jumlah transaksi antara 20-30 persen tiap outlet.

Penjualan di bisnis F&B kembali meningkat di minggu kedua Ramadan dan diperkirakan akan terus meningkat sampai minggu terakhir Ramadan, yaitu 15-25 persen lebih tinggi dibandingkan dari minggu kedua Ramadan. Namun begitu, terlepas dari angka pertumbuhan bisnis yang positif, terdapat penurunan penjualan di berbagai industri satu minggu setelah Hari Raya.

Adapun penurunan yang terjadi sejumlah 42,5 persen pada merchant kuliner, 67,75 persen pada merchant ritel, dan 70% pada merchant servis. Diperlukan strategi khusus bagi para pelaku UKM agar tetap dapat meningkatkan performa bisnisnya bahkan sampai Ramadan usai.

Hutami Nadya, Data Analyst Moka menjelaskan poin-poin menarik yang dapat menjadi acuan bagi pelaku UKM untuk mengevaluasi bisnisnya selama Ramadan.

“Dapat disimpulkan bahwa puncak penurunan transaksi akan terjadi di minggu Idulfitri, namun penjualan akan kembali naik pada minggu pertama setelah Idulfitri,” jelasnya.

Menurut Hutami, langkah yang bisa diambil oleh para pelaku UKM setelah melihat tren aktivitas ini adalah dengan memperpanjang periode diskon hingga minggu pertama setelah Ramadan, menawarkan produk baru, menjual stok lama dengan promo paketan, serta meningkatkan program loyalitas dengan menawarkan reward khusus setelah bulan Ramadan.

KEYWORD :

Tren Bisnis Bisnis Fashion Tren Ramadan




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :