Kamis, 25/04/2024 09:33 WIB

Iran Masih Patuhi Kesepakatan Nuklir meski Tak Senang Prilaku AS

Iran mengatakan penerapan kembali sanksi AS tidak dapat diterima.

Javad Zarif

Tokyo, Jurnas.com - Iran berkomitmen memenuhi kewajibannya di bawah kesepakatan nuklir internasional meskipun Amerika Serikat (AS) hengkang dari kesepakatan tersebut. Namun menegaskan, penerapan kembali sanksi AS tidak dapat diterima.

Demikian kata Menteri Luar Negeri Iran, Mohammad Javad Zarif saat bertemu rekannya dari Jepang di Tokyo di tengah tensi di Timur Tengah yang berpotensi memicu AS dan Iran perang.

"Iran mematuhi kesepakatan nuklir secara maksimum meskipun AS menarik diri dari JCPOA Mei lalu," kata Zarif pada awal pertemuannya dengan Menteri Luar Negeri Jepang, Taro Kono, Kamis (16/5).

Hal itu merujuk Rencana Aksi Komprehensif Gabungan yang ditandatangani AS, Iran, dan negara-negara lain pada 2015. Berdasarkan perjanjian itu, Teheran mengekang kapasitas pengayaan uraniumnya dengan imbalan bebas sanksi.

Presiden Donald Trump menarik AS dari perjanjian nuklir tahun lalu dan menerapkan kembali sanksi. Selain itu, Gedung Putih juga mencabut keringanan sanksi importir Iran untuk mengimpor minyak dengan maksud mengosongkan ekspor minyak Negeri Para Mullah itu.

Serangan empat kapal tanker minyak secara misterius di Teluk pada Minggu (12/5) dan pengumuman Arab Saudi bahwa drone bersenjata menabrak dua stasiun pompa minyaknya pada Selasa (14/5) telah meningkatkan ketegangan kedua negara.

Kemudia, pada Rabu (15/5) AS menarik staf dari kedutaan besarnya di Irak karena kekhawatiran ancaman dari Iran. Sumber-sumber AS mengatakan percaya Teheran melakukan serangan terhadap tanker minyak.

Trump mengirim kelompok kapal induk, pembom B-52, dan rudal Patriot ke Timur Tengah untuk menghadapi ancaman dari Iran terhadap tentara Amerika dan kepentingan di kawasan itu.

"Kami percaya bahwa peningkatan oleh AS tidak dapat diterima dan tidak pantas dilakukan," kata Zarif kepada Kono di depan wartawan sebelum mereka bertemu secara pribadi.

Namun demikian, Iran telah melonggarkan pembatasan pada program nuklirnya dan mengancam melanggar kesepakatan nuklir, meskipun langkah awal tampaknya tidak melanggar perjanjian.

"Kami sangat prihatin dengan situasi di Timur Tengah,Saya tidak akan mengampuni upaya untuk meredakan ketegangan dan mencoba menyelesaikan masalah-masalah luar biasa," kata Kono kepada Zarif.

Kono mengatakan penting untuk mempertahankan perjanjian nuklir dan mendesak Iran untuk terus menerapkannya, menggemakan negara lain.

Pengirim dan penyuling Asia telah membuat kapal-kapal menuju Timur Tengah dalam keadaan siaga dan mengharapkan kemungkinan kenaikan premi asuransi laut setelah serangan baru-baru ini terhadap tanker minyak Saudi dan fasilitas pipa, sumber-sumber industri mengatakan pada Selasa (14/5).

KEYWORD :

Iran Amerika Serikat Donald Trump Jepang Kesepakatan Nuklir




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :