Wakil Ketua KPK, Laode M Syarif
Jakarta, Jurnas.com - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menyebut pendidikan tidak dapat dijadikan sebagai tolak ukur terhadap pelaku tindak kejahatan korupsi.
Wakil Ketua KPK, Laode M Syarif mengatakan, mayoritas koruptor justru berasal dari pendidikan tinggi. "Bahwa yang paling banyak (melakukan korupsi) itu pendidikan tinggi," kata Syarif, di Gedung KPK, Jakarta, Rabu (15/5).Menurutnya, mereka yang berpendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA) terjerat korupsi lantaran hanya turut serta."Kalau dari individu-individu yang terjaring korupsi di KPK, strata pendidikan mana yang paling dominan? Para koruptor itu master, disusul oleh sarjana, disusul doktor," kata Syarif.
Ikuti Update jurnas.com di
Google News: http://bit.ly/4omUVRy
Terbaru: https://jurnas.com/redir.php?p=latest
Langganan : https://www.facebook.com/jurnasnews/subscribe/
Youtube: https://www.youtube.com/@jurnastv1825?sub_confirmation=1
KEYWORD : Google News: http://bit.ly/4omUVRy
Terbaru: https://jurnas.com/redir.php?p=latest
Langganan : https://www.facebook.com/jurnasnews/subscribe/
Youtube: https://www.youtube.com/@jurnastv1825?sub_confirmation=1
Kasus Korupsi KPK Pendidikan



























