Bendera kebangsaan Amerika Serikat bersanding dengan bendera kebangsaan China (Foto: Johannes Eisele/AFP)
Jakarta, Jurnas.com - Wakil Perdana Menteri China Liu He meminta Amerika Serikat untuk menghapus semua tarif barang-barang yang berasal dari negara adidaya Asia selama negosiasi perdagangan di Washington, DC.
Berita ini datang ketika para pemimpin dari dua negara ekonomi terbesar di dunia itu mengakhiri negosiasi pada hari Jumat tanpa kesepakatan perdagangan.
Negosiasi yang memanas itu terjadi beberapa jam setelah Presiden Donald Trump menaikkan tarif dari 10 persen menjadi 25 persen untuk barang-barang Cina senilai $ 200 miliar.
"Hubungan China-AS sangat penting," kata Liu, saat konferensi pers dilansir UPI.
"Kerja sama adalah satu-satunya pilihan yang tepat untuk kedua belah pihak, tetapi harus didasarkan pada prinsip," tambahnya.
Trump menunjukkan keyakinan dalam keputusannya untuk memungut tarif agar membuat kedua negara jauh lebih kuat, bukan lebih lemah.
Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer mengatakan pemerintahan Trump akan mengumumkan rencana Senin untuk mengenakan tarif atas $ 300 miliar impor Tiongkok. Itu pada dasarnya akan memberi bea pada semua barang dari China.
Trump percaya tarif akan memberikan bantuan keuangan kepada industri pertanian AS dan aspek ekonomi lainnya yang dirugikan oleh perang perdagangan antara kedua negara.
Liu mengatakan kedua belah pihak akan bernegosiasi lagi di Beijing untuk melanjutkan negosiasi dan bahwa ia "optimis" tentang hasil di masa depan.
Dalam sebuah pernyataan, para pejabat China mengatakan negara itu "sangat menyesal bahwa negara itu harus mengambil tindakan balasan yang diperlukan." Hingga saat ini, Cina belum membalas dendam kepada Amerika Serikat atas tarifnya.
KEYWORD :Perang Dagang China Amerika Serikat
