Jum'at, 19/04/2024 19:01 WIB

Terancam Dibunuh Ilhan Omar

Omar mengatakan mendapat ancaman yang meningkat sejak Twit Presiden Trump. Ia menambahkan bahwa kicauana Trump itu

Ilham Omar (Foto:Al Jazeera)

Washington, Jurnas.com - Para politisi, aktivis, dan selebritas kompak memberikan dukungan kepada anggota kongres -decoration:none;color:red;font-weight:bold">Amerika Serikat (AS), -decoration:none;color:red;font-weight:bold">Ilhan Omar yang mendapat perlakuan yang tidak mengenakkan dari -decoration:none;color:red;font-weight:bold">Donald Trump.

Sebelumnya, Trump mengunggah cuplikan video 11 September 2001 di akun Twitter miliknya dan menuduh Omar telah meremehkan serangan teror tersebut.

Beberapa menyebut langkah Trump sebagai Islamofobia dan "hasutan" untuk melakukan kekerasan terhadap politisi Somalia-Amerika. Sementara yang lain mengatakan hal itu menempatkan hidup Omar dalam bahaya.

Video Trump yang di-retweet pada Jumat memperlihatkan cuplikan pidato Omar baru-baru ini kepada Dewan Hubungan Amerika-Islam (CAIR) di terkait serangan 2001 di New York World Trade Center menatakan, "beberapa orang melakukan sesuatu" dan termasuk cuplikan berita dari pesawat yang dibajak menabrak Menara Kembar.

"KAMI TIDAK AKAN PERNAH LUPA!," kicau Trump.

Dalam sebuah pernyataan pada Minggu (14/4) waktu setempat, Omar mengatakan mendapat ancaman yang meningkat sejak Twit Presiden Trump. Ia menambahkan bahwa kicauana Trump itu "membahayakan hidup dan itu harus dihentikan".

Ia  mengatakan kepada CAIR di Los Angeles bahwa banyak Muslim merasakan kebebasan sipil mereka terkikis setelah serangan, dan mengadvokasi aktivisme.

"Sudah terlalu lama kita hidup dengan ketidaknyamanan menjadi warga negara kelas dua dan, sejujurnya, saya bosan, dan setiap Muslim di negara ini harus bosan," katanya dalam pidato 23 Maret , menurut video yang diposting online.

"CAIR didirikan setelah 9/11 karena mereka mengakui bahwa beberapa orang melakukan sesuatu dan bahwa kita semua mulai kehilangan akses ke kebebasan sipil kita," sambungnya.

CAIR didirikan pada 1994, menurut situs webnya, tetapi keanggotaannya meroket setelah serangan itu.

KEYWORD :

Donald Trump Amerika Serikat Ilhan Omar -




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :