Jum'at, 26/04/2024 10:00 WIB

Duh, Sekolah Myanmar Ajarkan Anak-anak Jadi Rasis

Hal ini makin membuat khawatir saat ditemukan materi dalam buku pelajaran yang dilaporkan mengajarkan siswa kelas empat untuk membenci orang-orang berdarah campuran.

Penyelidik hak asasi manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Myanmar, Yanghee Lee (Foto: Denis Balibouse/Reuters)

Myanmar, Jurnas.com - Penyelidik hak asasi manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Myanmar menyatakan kekhawatirannya atas ujaran kebencian yang meresap di negara itu.

Hal ini makin membuat khawatir saat ditemukan materi dalam buku pelajaran yang dilaporkan mengajarkan siswa kelas empat untuk membenci orang-orang berdarah campuran.

Dalam sebuah laporan yang diterbitkan pada Selasa, Yanghee Lee menggambarkan pidato kebencian di negara itu sudah dilembagakan.

Hal itu menyusul pemerintah berada di bawah tekanan atas tindakan keras militer Agustus 2017 yang mengirim ratusan ribu anggota minoritas Muslim Rohingya yang melarikan diri ke negara tetangga Bangladesh.

Pemerintah, yang dipimpin operaih Nobel Perdamaian Aung San Suu Kyi, mengatakan kepada Lee dalam suratnya Desember bahwa kunjungannya "kontraproduktif".

Ia mengklaim laporan sebelumnya tidak memiliki "objektivitas dan imparsialitas".

"Orang-orang Myanmar telah mengalami puluhan tahun penganiayaan; tidak adanya tindakan internasional, atau tindakan yang tertunda, adalah ketidakadilan lebih lanjut," kata Lee.

Lee juga mendesak masyarakat global mengambil tindakan nyata dalam menegakkan HAM di negara itu.

Dilansir dari Al Jazeera, hingga berita ini diturunkan belum ada komentar langsung dari pemerintah Myanmar.j

KEYWORD :

Etnis Rohingya Konflik Myanmar Rasis




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :