Kamis, 25/04/2024 23:01 WIB

Buku Terbitan Kemdikbud Sebut NU Radikal, Ini Kata PBNU

Sekretaris Jenderal PBNU Helmy Faisal Zaini mengatakan, kendati frasa radikal yang disematkan karena NU menentang penjajahan Belanda, tetap saja istilah tersebut berpotensi menimbulkan kesalahpahaman peserta didik terhadap NU.

Foto buku yang menyebut NU ormas radikal (Foto: Malang Today)

Jakarta, Jurnas.com – Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menyayangkan peredaran buku terbitan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), yang menyebut NU sebagai organisasi radikal di era penjajahan Belanda.

Sekretaris Jenderal PBNU Helmy Faisal Zaini mengatakan, kendati frasa radikal yang disematkan karena NU menentang penjajahan Belanda, tetap saja istilah tersebut berpotensi menimbulkan kesalahpahaman peserta didik terhadap NU.

Organisasi radikal belakangan identik dengan organisasi yang melawan dan merongrong pemerintah, melakukan tindakan-tindakan radikal, menyebarkan teror dan lain sebagainya,” kata Helmy dalam keterangannya pada Rabu (6/2) di Jakarta.

“Pemahaman seperti ini akan berbahaya, terutama jika diajarkan kepada siswa-siswi,” tegas dia.

Menurut Helmy, Kemdikbud kurang jeli dalam membuat fase `Pergerakan Nasional` dalam memperjuangkan kemerdekaan. Sebab penulis buku menyebut setelah mengalami fase pergerakan nasional pada 1900-an, dilanjutkan dengan fase awal radikal di era 1920-1926.

“Istilah masa awal radikal ini yang keliru dan tidak tepat. Jika ingin menggambarkan perjuangan kala itu, yang lebih tepat frasa yang digunakan adalah masa patriotisme, yakni masa-masa menetang dan melawan penjajah,” ujar dia.

Dengan demikian, lanjut Helmy, PBNU meminta Kemdikbud bertanggung jawab atas persoalan ini. Sebab dikatakan, potensi mudarat yang ditimbulkan akan sangat besar.

Diketahui sebelumnya, sebuah buku kelas 5 SD mendadak viral di dunia maya, karena menuliskan NU sebagai organisasi radikal di era penjajahan Belanda. Nama NU disejajarkan dengan Partai Komunis Indonesia (PKI).

KEYWORD :

NU Radikal Buku Kemdikbud Helmy Faisal Zaini




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :