Jum'at, 26/04/2024 06:41 WIB

Dugaan WNI Terlibat Bom Gereja Filipina Disebut Belum Jelas

Nota verbal itu bertujuan untuk meminta Filipina mengklarifikasi pernyataan keterlibatan Warga Negara Indonesia (WNI) dalam serangan bom bunuh diri gereja di Jolo, Filipina.

Ilustrasi bom meledak (Foto: Sonora)

Jakarta, Jurnas.com - Duta Besar Indonesia untuk Filipina, Sinyo Harry Sarundajang, mengatakan, pihaknya akan mengirimkan surat pemberitahuan keberatan kepada Filipina soal keterlibaan Warga Negara Indonesia (WNI) dalam serangan bom bunuh diri gereja di Jolo.

"Mengirimkan nota verbal untuk meminta klarifikasi kepada Pemerintah Filipina serta menyatakan keberatan," tutur Sinyo dalam siaran pernya, Selasa (5/2).

Sinyo menegaskan, dugaan keterlibatan WNI sebagai pelaku aksi bom bunuh diri di Gereja Jolo, Sulu masih belum jelas. Kepolisian Nasional Filipina (PNP)  sendiri belum dapat melampirkan bukti kuat seperti pemeriksaan DNA maupun rekaman CCTV yang menunjukkan pelaku WNI.

"PNP belum mengeluarkan hasil uji DNA serta gambar resmi hasil rekaman CCTV di lokasi ledakan, yang menyatakan bahwa kedua pelaku sebagaimana dinyatakan oleh Menteri Dalam Negeri Filipina Eduardo Ano adalah WNI," kata Sinyo.

Sinyo menyatakan data DNA dan CCTV itu sangat diperlukan untuk membuktikan tuduhan Ano soal dugaan pelaku pengeboman merupakan warga WNI.

"Pernyataan Ano itu tak memiliki basis data yang valid. Intelijen Filipina (NICA) sendiri," kata Sinyo, menyatakan masih terus melakukan investigasi terkait pelaku pengeboman itu.

Jumat lalu, Kementerian Dalam Negeri Filipina mengatakan pembom bunuh diri asal Indonesia berada di balik ledakan ganda terhadap gereja di Jolo.

Menteri Dalam Negeri Filipina, Eduardo Ano, mengatakan pelaku bom bunuh diri adalah pasangan suami istri WNI yang memiliki hubungan dengan Islamic State Iraq and Syria (ISIS).

"Yang benar-benar bertanggung jawab adalah pembom bunuh diri Indonesia. Tetapi Abu Sayyaf yang membimbing mereka, mempelajari target, melakukan pengintaian, pengawasan, dan membawa pasangan itu ke gereja," ujar Ano.

Setidaknya 22 orang tewas dan lebih dari 100 warga sipil dan aparat keamanan terluka akibat bom ganda yang meledak di Gereja Jolo, provinsi Sulu di pulau selatan Mindanao, Filipina, Minggu (27/1).

KEYWORD :

Bom Gereja Pasutri Indonesia Teroris Abu Sayyaf




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :