Selasa, 23/04/2024 17:20 WIB

Paus dan Imam Besar Al-Azhar Tolak Pemaksaan Beragama

Dikatakan bahwa kebebasan merupakan hak setiap orang. Setiap individu menikmati kebebasa berkeyakinan, berpikir, berekspresi dan bertindak, dan bahwa pluralisme dan keragaman agama, warna kulit, jenis kelamin, ras dan bahasa dikehendaki oleh Tuhan.

Paus Fransiskus (Foto: AFP)

Dubai, Jurnas.com – Paus Fransiskus dan Imam Besar Masjid Al-Azhar Sheikh Ahmed al-Tayeb menandatangani dokumen perdamaian bertajuk `Persaudaraan Manusia untuk Perdamaian Dunia dan Hidup Bersama`.

Pendatanganan dilakukan ketika kedua pemimpin agama itu bertemu di Uni Emirat Arab, selama kunjungan Paus ke Teluk Arab, pada Senin (4/2).

Dikutip dari AFP, isi dokumen meliputi kebebasan berkeyakinan, promosi budaya toleransi, perlindungan tempat ibadah, hingga kewarganegaraan penuh dan hak-hak untuk minoritas.

“Sangat penting untuk menetapkan dalam masyarakat kita konsep kewarganegaraan penuh, dan menolak penggunaan istilah minoritas yang menimbulkan perasaan terisolasi dan inferioritas,” demikian bunyi dokumen itu.

Dikatakan bahwa kebebasan merupakan hak setiap orang. Setiap individu menikmati kebebasa berkeyakinan, berpikir, berekspresi dan bertindak, dan bahwa pluralisme dan keragaman agama, warna kulit, jenis kelamin, ras dan bahasa dikehendaki oleh Tuhan.

“Fakta bahwa orang-orang dipaksa untuk memeluk agama dan budaya tertentu harus ditolak, juga pengenaan cara hidup budaya yang tidak diterima orang,” tegas kedunay.

Dalam pidatonya, Paus juga mendorong diakhirinya semua perang di Timur Tengah, termasuk di Yaman. Sebagaimana diketahui, Uni Emirat Arab dan Arab Saudi merupakan adalah sekutu utama pemerintah Yaman, melawan pasukan Iran.

Paus dijadwalkan mengadakan misa di udara terbuka pada Selasa untuk 135.000 dari jutaan penduduk Katolik di negara Muslim itu, yang akan menjadi pertemuan publik terbesar di negara Teluk itu.

KEYWORD :

Paus Fransiskus Imam Al-Azhar Pemaksaan Beragama




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :