Jum'at, 26/04/2024 09:42 WIB

Paten Melimpah, Pemerintah Minta Inovasi Digenjot

Direktur Jenderal Penguatan Inovasi Jumain Appe menyebut ada potensi besar paten-paten tersebut menjadi produk inovasi yang diterima oleh pasar. Hal ini sudah dicontohkan oleh Institut Pertanian Bogor (IPB).

Direktur Penguatan Inovasi Jumain Appe (kiri) dan Rektor IPB Arif Satria (kanan)

Jakarta – Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemristekdikti) mendorong perguruan tinggi aktif menghasilkan inovasi. Pasalnya, Indonesia merupakan pemilik paten tertinggi se-Asia Tenggara (Asean).

Direktur Jenderal Penguatan Inovasi Jumain Appe menyebut ada potensi besar paten-paten tersebut menjadi produk inovasi yang diterima oleh pasar. Hal ini sudah dicontohkan oleh Institut Pertanian Bogor (IPB).

“Saya lihat produk-produk IPB, jumlah patennya sangat besar, dan jumlah produk yang jadi inovasi juga sangat besar,” ujar Jumain kepada awak media pada Selasa (29/1) di Jakarta.

Selain memanfaatkan paten untuk menghasilkan produk inovasi, Jumain juga meminta perguruan tinggi mengembangkan inovasi berdasarkan keunggulan daerah.

Di Universitas Syiah Kuala (Unsyia), lanjut Jumain, kampus dan masyarakat lokal bekerja sama untuk membudidayakan nilam untuk produksi minyak atsiri. Aroma nilam Aceh yang tahan lama, membuat parfum tersebut diincar oleh pasar internasional.

“Ini harapan kami pada perguruan tinggi depan, dalam rangka membangun pembangunan nasional berbasis inovasi, terutama memasuki revolusi 4.0,” kata dia.

Sementara Rektor IPB Arif Satria mengatakan, pihaknya sudah memiliki lebih dari 460 inovasi yang dianggap prospektif. Jumlah tersebut merupakan 39 persen dari total inovasi yang ada di Indonesia.

“Dari prospektif itu saat ini sedang dalam proses hilirisasi, dan sebagiannya spin-off, dan sebagian lagi kerja sama swasta,” terang Arif.

Selain itu, kata Arif, IPB juga sudah menciptakan pasar sendiri dari produk inovasinya, yakni dengan mengembangkan Serambi Botani, yang sudahh tersebar di 15 mal seluruh Indonesia.

“Serambi Botani itu merupakan etalase dari inovasi kami, baik yang sifatnya olahan maupun non-olahan. Olahan misalnya kami membuat beras analog, beras yang berasal dari singkong, beras dari sagu, atau beras dari jagung,” tutur dia.

“Ada juga yang menghasilkan kosmetik dari rumput laut, lipstik dari rumput laut, pomade dari rumput laut. Jadi kami mencoba memberdayakan produk pertanian sebagai material baru bagi industri,” tandasnya.

KEYWORD :

Jumain Appe Produk Inovasi Paten Indonesia




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :