Selasa, 16/04/2024 19:19 WIB

Menteri Amran Tantang Generasi Milenial Ciptakan Teknologi Pertanian

Kurun waktu 4 tahun pemerintahan Jokowi-JK, kinerja pembangunan pertanian bagus. Inflasi pangan awalnya 10,57 persen menjadi 1,26 persen.

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman memberikan kuliah umum di Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin, Makassar, Rabu (13/12).

Makassar - Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menantan generasi muda membuat inovasi dan pertanian modern. Itu disampaikan saat memberikan kuliah umum di Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin, Makassar, Rabu (13/12).

"Mimpi saya ke depan, kita bangun pertanian yang modern. Sekarang kami sudah ciptakan traktor roda 4 yang dikendalikan remote. Ke depan, tugas kita bersama untuk ciptakan lagi berbagai alat mesin pertanian yang cukup dikendalikan dengan remote. Geberasi muda saat ini harus bisa membuat pertanian lebih modern," ujar Amran.

Amran menyebutkan capaian pemerintah di sektor pertanian sangat bagus sepanjang sejarah Indonesia. Kurun waktu 4 tahun pemerintahan Jokowi-JK, kinerja pembangunan pertanian bagus. Inflasi pangan awalnya 10,57 persen menjadi 1,26 persen.

"Kalau inflasi naik, kemiskinan naik dan kalau inflasi turun jauh, petani yang merugi. Ini posisi ideal, ukuran pertumbuhan ekonomian Indonesia," ungkapnya.

Kemudia lanjut Amran, ekspor pangan naik 29,7 persen nilainya Rp 1.360 triliun dan investasi naik 110% nilainya Rp94,2 triliun. Selain itu, kontribusi sektor pertanian meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional (PDB) naik 47,2 persen, nilainya Rp1.375 triliun.

"Dulu waktu serah terima, ekspor pertanian Rp 400 triliun, ini angka kumulasi, jadi ada kenaikan kurang lebih Rp100 triliun. Kemudian ada el nino terdahsyat sepanjang sejarah, tapi alhamdulillah kami bisa lewati," sebutnya.

Menurut Amran, capaian tersebut diraih melalui langkah atau program terobosan, sehingga tidak serta merta terjadi. Di antaranya melalui perubahan kebijakan atau perubahan sistem melalui online single submission dan pengurusan izin dokumen ekspor yang disusun sesingkat mungkin.

"Dulu mengurus izin bisa butuh waktu tiga tahun. Sekarang mengurus izin hanya butuh 3 jam dan tidak perlu ketemu. Hasilnya investasi naik dan berdampak pada inflasi turun sehingga sektor pertanian, penyumbang terbesar penurunan inflasi," bebernya.

Lebih lanjut Amran mengungkapkan capaian pembangunan pertanian mampu juga meningkatkan Nilai Tukar Petani (NTP) dan Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP). Kenaikan ini menarik karena dicapai di tengah inflasi tertekan.

"Kenapa? Karena kita mencoba memotong rantai pasok yang cukup panjang, disparitasnya 100 sampai 300 persen, ini yang kita tekan agar petani untung, pelaku usaha untung dan konsumen pun tersenyum. Kita bagi tiga semuanya harus untung,” ungkap Amran.

"Dulu gini rasionya atau ketimpangan tinggi, sehingga kemiskinan tinggi karena ada sekelompok orang yaitu middle man yang menguasai pangan. Ini yang kita hentikan lajunya. Hasilnya mafia pangan yang masuk penjara 409 dan 782 yang proses hukum," sambungnya.

Tak hanya ini, sambung Amran, capaian sektor pertanian selama 4 tahun yang menarik yakni menurunkan kemiskinan pedesaaan dari 17,74 juta orang menjadi 15,81 juta orang. Begitu pun minat mahasiswa terhadap jurusan pertanian meningkat.

"Berdasarkan data Ditjen Dikti, tahun 2018 mahasiswa pertanian meningkat 64,16% dibanding 2010 sehingga ini membuktikan sektor pertanian semakin menarik," tandasnya.

KEYWORD :

Kuliah Umum Modernisasi Pertanian Andi Amran Sulaiman




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :