Mukwege dan Murad menerima medali emas (Foto: NTB Scanpix melalui Reuters)
Jakarta - Dunia harus berhenti menutup mata atas kekerasan seksual yang dijadikan sebagai senjata perang. Demikian kata ginekolog Kongo Denis Mukwege, yang menerima Hadiah Nobel Perdamaian bersama dengan aktivis hak asasi manusia Yazidi pada Senin.
Itu disampaikan Mukwege dan Nadia Murad, pada upacara emosional di ibukota Norwegia, Oslo. Keduanya orang yang selamat dari perbudakan seksual ISIS mendesak komunitas internasional, berbuat lebih banyak untuk melindungi perempuan dan anak-anak dalam konflik.
"Jika ada perang yang harus dilancarkan, itu adalah perang melawan ketidakpedulian yang menggerogoti masyarakat kita," kata Mukwege, menambahkan, rumah sakit Panzi di Republik Demokratik Kongo yang dilanda perang militer melakukan ribuan kekerasan seksual.Putaran II Pemilu Turki, Erdogan Vs Kilicdaroglu
Dilansir dari Al Jazeera, ia juga mengungkapkan bahwa perdagangan sumber daya alam yang melimpah di negara itu membantu memicu kekerasan.
"Bukan hanya pelaku kekerasan yang bertanggung jawab atas kejahatan mereka, tetapi juga mereka yang memalingkan wajah," sambungnya.
Ia menyerukan dana global untuk menyediakan reparasi bagi korban dan sanksi ekonomi dan politik bagi pelaku yang berada di belakang kekerasan itu.
Kekekrasan Seksual Kejahatan Perang Sesksual ISIS