Jum'at, 26/04/2024 04:29 WIB

Demi Penelitian, Dokter Ini Nekat Telan Lego

Enam dokter asal London nekat menelan potongan-potongan lego untuk melihat berapa lama waktu yang dibutuhkan mainan tersebut untuk melewati sistem pencernaan mereka.

ilustrasi lego (foto: Skynews)

Jakarta – Enam dokter asal London nekat menelan potongan-potongan lego untuk melihat berapa lama waktu yang dibutuhkan mainan tersebut untuk melewati sistem pencernaan mereka.

Hal itu dipicu banyaknya keluhan dari para orang tua yang anak-anak mereka cenderung menelan mainan plastik kecil.

Dokter anak sering ditanya berapa lama waktu yang dibutuhkan mainan untuk membuat seorang anak pingsan, karena jika mereka terjebak dalam sistem pencernaan anak, itu dapat menyebabkan masalah serius.

Oleh karena itu, tim enam dokter spesialis anak membuat percobaan untuk melihat berapa lama waktu yang diperlukan kepala Lego untuk melewati saluran pencernaan mereka sendiri. Para dokter tersebut makan kepala lego untuk ekperimen.

“Tidak akan dapat diterima untuk melakukan percobaan pada anak-anak,” kata para dokter, yang temuannya telah dipublikasikan dalam Journal of Paediatrics and Child Health dilansir Skynews.

Tiga wanita dan tiga pria yang bekerja di pediatri menelan kepala Lego dan kemudian menyaring melalui gerakan usus mereka sampai mereka menemukan mainan itu.

Mereka kemudian membuat catatan harian tentang bagaimana perubahan tinja mereka, karena ini bisa berdampak sesuai dengan lamanya mainan tersebut di dalam pencernaan.

Dokter-dokter itu menilai kelembutan sampel tinja mereka pada skala yang mereka sebut Skala Kesulitan dan Transit (SHAT).

Mereka juga mengukur berapa lama waktu yang dibutuhkan kepala Lego untuk memberikan skor penemuan dan pengeluaran lego (FART).

Para dokter memfilmkan diri mereka menelan kepala LEGO. Para dokter menghitung berapa lama waktu yang dibutuhkan mainan untuk melewatinya

Pada akhir percobaan, tim menemukan bahwa skor FART mereka bervariasi antara 1,14 dan 3,04 hari - dengan rata-rata 1,71 hari untuk mainan melewati sistem pencernaan mereka.

Sayangnya untuk salah satu peserta, kepala Lego kecil tidak pernah ditemukan di dalamnya. Para peneliti mengakui bahwa mereka tidak tahu apakah dia hanya menghilang atau jika ia tersangkut di ususnya.

Meskipun tim mengatakan tidak jelas apakah temuan pencernaan akan terbukti sama berlaku untuk balita, mereka berharap untuk melanjutkan pekerjaan.

Idealnya, mereka mengatakan bahwa penelitian seharusnya dilakukan secara buta, meskipun mereka menyarankan bahwa para sukarelawan akan menemukan kesulitan untuk mencari orang lain untuk memeriksa sampel tinja mereka.

KEYWORD :

Dokter Anak Mainan Lego




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :