Minggu, 28/04/2024 03:09 WIB

Ilmuwan Sukses Modifikasi Tanaman Tahan Kekeringan

Meningkatkan resistensi kekeringan pada tanaman dengan memodifikasi sinyal hormon steroid tanaman, yang dikenal sebagai brassinosteroids.

Kekeringan yang melanda Indonesia tidak menyurutkan semangat petani untuk meningkatkan produksi

Jakarta - Kekeringan merupakan salah satu efek dari perubahan iklim yang membutuhkan perhatian serius. Curah hujan tahun ini yang menurun, dan suhu yang tidak normal lebih panas di Eropa utara dan timur menyebabkan kerugian besar pada tanaman sereal, kentang, dan spesies hortikultura lainnya.

Para ahli telah lama meyakini bahwa untuk menjamin keamanan pangan, perlu menggunakan varietas tanaman yang produktif dalam kondisi kekeringan. Dan saat ini, sebuah tim yang dipimpin oleh peneliti Ana Caño-Delgado di Pusat Penelitian Genomik Pertanian (CRAG) Spanyol telah memperoleh tanaman dengan resistensi kekeringan meningkat, dengan memodifikasi sinyal hormon steroid tanaman, yang dikenal sebagai brassinosteroids.

Studi ini adalah yang pertama kali menemukan untuk menemukan strategi untuk meningkatkan ketahanan stres hidrik tanpa mempengaruhi pertumbuhan tanaman secara keseluruhan.

Para peneliti di CRAG mempelajari resistensi kekeringan dan pertumbuhan tanaman Arabidopsis thaliana dengan mutasi pada reseptor brassinosteroid yang berbeda.

Para peneliti menemukan bahwa tanaman yang over-express reseptor brassinosteroid BRL3 di jaringan vaskular, lebih tahan terhadap kekurangan air daripada tanaman kontrol. Tidak seperti mutan lainnya, inovasi ini tidak menghadirkan cacat dalam perkembangan dan pertumbuhan mereka.

"Kami telah menemukan bahwa memodifikasi brassinosteroid hanya menandakan secara lokal di sistem vaskular, kami dapat memperoleh tanaman yang tahan kekeringan tanpa mempengaruhi pertumbuhan mereka,” kata Caño-Delgado dalam siaran pers yang diterima redaksi.

KEYWORD :

Modifikasi Tanaman Tahan Kekeringan




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :