Jum'at, 19/04/2024 06:58 WIB

Amerika Serikat Disebut Berharap Terjadi Pemberontakan Iran

Cara melepaskan diri dari tekanan Amerika Serikat bisa dilakukan dengan membuka jalan bagi sektor swasta serta memanfaatkan dinamika internal.

Ketua Parlemen Iran, Ali Larijani

 Iran: AS tak akan dapatkan tujuannya
Ketua Parlemen Iran Ali Larijani mengatakan AS berharap gelombang protes akan muncul di Iran

Istambul  -Ketua Parlemen Iran, Ali Larijani mengatakan, Amerika Serikat dituding sedang mencoba memberikan tekanan keras dan berharap muncul pemberontakan oleh rakyat Iran di dalam negeri.

“Namun hingga kini tujuan AS itu belum tercapai,” kritik keras Larijani dalam pidatonya saat menerima kunjungan para gubernur dari provinsi-provinsi Iran bagian barat yakni Kermanshah, Hamadan, Lorestan, Ilam dan Khuzestan, lapor kantor berita Parlemen Iran (ICANA).

Larijani dilansir Anadolu mengungkapkan bahwa AS sedang mencoba untuk memberikan tekanan keras terhadap Iran. “AS berharap muncul pemberontakan oleh rakyat di dalam negeri,” ujar dia.

Larijani kemudian membenarkan bahwa tekanan mulai terasa, namun hingga kini AS tidak bisa merealisasikan ancaman mereka untuk menghentikan semua ekspor minyak Iran.

Ketua Parlemen Iran mencatat bahwa cara melepaskan diri dari tekanan Amerika Serikat bisa dilakukan dengan membuka jalan bagi sektor swasta serta memanfaatkan dinamika internal.

Pada Selasa kemarin, Wakil Presiden Pertama Iran Eshaq Jahangiri mengatakan Presiden AS Donald Trump dan timnya tengah memainkan drama baru untuk Iran, oleh karena itu negaranya harus membuat keputusan dengan hati-hati.

Jahangiri menuturkan bahwa pemerintah harus menjelaskan kondisi negara kepada rakyat dengan penuh ketulusan.

"Kami juga tak ingin membuat khawatir rakyat. Rakyat adalah pemilik utama revolusi dan negara ini,” lanjut dia.

Menteri Luar Negeri Iran Javad Zarif mengatakan bahwa pemerintah AS lambat laun akan sadar bahwa kebijakan anti-Iran tidak akan membawa hasil yang diinginkan.

"Pemerintahan Donald Trump akan menyesal mengambil langkah-langkah konyol ini," ujar dia.

"Presiden AS terdahulu mengubah sikap mereka terhadap Iran sejalan dengan waktu. Pemerintahan Trump harus memahami bahwa kebijakan anti-Irannya sia-sia dan karena itu harus diubah," tambah Zarif.

Hanya Israel dan beberapa negara kecil lainnya yang mendukung sanksi AS, yang ditentang oleh sebagian besar komunitas internasional.

Zarif juga mengatakan rakyat Iran - bukan pemerintah - yang akan menanggung beban sanksi, meskipun pemerintah telah melakukan upaya intens untuk mengurangi dampak sanksi.

"Saya meyakinkan rakyat bahwa seluruh upaya yang diperlukan telah dilakukan, baik di Dewan Menteri maupun institusi terkait lainnya," kata dia lagi.

KEYWORD :

Sanksi Amerika Serikat Donald Trump Minyak Iran




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :