Jum'at, 19/04/2024 12:47 WIB

Pentangon Diteror Paket Kiriman Beracun

Juru bicara Departemen Pertahanan Chris Sherwood mengatakan, setidaknya dalam pekan ini dua paket mencurigakan ditemukan di pusat penyaringan terdekat.

Ilustrasi pengamanan paket beracun (Foto: AFP)

Washington – Gedung Pertahanan Amerika Serikat (AS) Pentangon diteror, usai ditemukan dua paket kiriman dengan racun risin, yang dikenal mematikan.

Juru bicara Departemen Pertahanan Chris Sherwood mengatakan, setidaknya dalam pekan ini dua paket mencurigakan ditemukan di pusat penyaringan terdekat.

“Sebagai bagian dari proses penyaringan, pihak berwenang mengakui beberapa paket yang mencurigakan,” kata Sherwood pada Selasa (2/10) kemarin.

Racun yang dicurigai untuk sementara ialah risin,” imbuhnya.

Sherwood menerangkan, saat ini pihak berwenang masih menunggu konfirmasi bahwa paket tersebut berisi ricin. Polisi Pentangon juga telah merujuk teror tersebut ke Federal Bureau of Investigation (FBI) untuk diselidiki.

Dilansir dari AFP, seorang pejabat pertahanan mengatakan bahwa paket-paket itu ditujukan kepada Menteri Pertahanan Jim Mattis, dan Kepala Angkatan Laut Laksamana John Richardson.

“Agen khusus FBI memiliki dua amplop mencurigakan di fasilitas surat Pentangon. Amplop-amplop itu sedang diuji lebih lanjut,” terang FBI dalam sebuah pernyataan.

Juru bicara Pentangon Kolonel Rob Manning menyebut semua surat yang diterima di faslitas penyaringan Pentangon ditempakan di bawah karantina, sehingga tidak menimbulkan ancaman bagi pekerja Pentangon.

Pihak berwenang Pentangon juga menunjukkan kepada awak media, area aman tempat di mana surat-surat biasanya diterima.

“Pekerja Departemen Pertahanan dengan pakaian pelindung putih menyaring setiap bagian dari pos yang masuk, sekitar 500.000 item per tahun,” kata sejumlah pejabat.

Diproduksi dari biji jarak, risin sangat mematikan jika tertelan, terhirup atau diinjeksi. Racun ini 6.000 kali lebih kuat daripada sianida, tanpa obat penawar yang dikenal.

KEYWORD :

Racun Risin Amerika Serikat Pentangon




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :