
Ilustrasi Rupiah (Istimewa)
Jakarta - Bank Indonesia menyebut nilai tukar rupiah yang menyentuh angka Rp14.900 pada hari ini terlalu lemah dan tidak sesuai dengan nilai fundamentalnya.
Perkembangan nilai tukar selalu dipengaruhi faktor sentimen pasar, selain faktor fundamental ekonomi, kata Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo seusai rapat koordinasi dengan Badan Anggaran DPR RI di Jakarta, Selasa.“Kalau hitung-hitungan fundamental harusnya rupiah tidak selemah ini. Banyak pengaruh sentimen negatif dari luar dan dalam negeri,” ujar Perry.Masalah ekonomi di Argentina dan Turki, menurut dia, turut memengaruhi nilai tukar rupiah. Investor yang sebelumnya sempat masuk dalam lelang surat berharga negara (SBN) dan saham, kembali keluar akibat kondisi ekonomi di Argentina dan Turki. “Ini salah satu contoh sentimen teknikal di pasar,” ungkap Perry.Baca juga :
Transaksi Digital Meningkat 14 Kali Lipat
“Kalau ada kebutuhan dolar yang tidak mendesak, bisa lewat swap,” lanjut dia.Perry, meski begitu, mengakui adanya persepsi pelemahan rupiah akan terus terjadi yang membuat orang membeli banyak dolar sebelum waktu yang dibutuhkan. Namun, menurut dia, BI akan terus berkomitmen untuk menstabilkan nilai tukar rupiah melalui peningkatan intensitas dan intervensi BI di pasar valas dan pasar sekunder SBN sejak pekan lalu.Transaksi Digital Meningkat 14 Kali Lipat
Baca juga :
Uang Beredar di Juni 2024 Capai Rp9.026 Triliun
Uang Beredar di Juni 2024 Capai Rp9.026 Triliun
Mata Uang Bank Indonesia