Jum'at, 19/04/2024 04:43 WIB

Pemerintah Diminta Waspadai Kebakaran Hutan

BMKG mencatat terdapat 798 titik panas di Kalimantan Barat, 226 titik di Kalimantan Tengah, 19 titik di Jambi dan 13 titik di Sumatra Selatan.

Foto tahun lalu saat kebakaran hutan dan lahan di Kalimantan Tengah

Jakarta – Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati meminta pemerintah mewaspadai kebakaran hutan dan lahan, bahaya polusi asap, kekeringan lahan dan kekurangan air bersih.

Saat ini, kata Dwikorita kondisi atmosfer dan cuaca relatif kering.

"Yang perlu diwaspadai adalah dampak paparan kabut asap jika sampai terbakar, karena sangat berpotensi mengganggu kesehatan," ujar Dwikorita.

Sementara itu, Deputi Bidang BMKG, Herizal, mengatakan, 95,03 persen wilayah Indonesia mengalami musim kemarau. Sisahnya, 4,97 persen masih mengalami musim hijau.

"Prediksi kami musim kemarau akan berlangsung hingga akhir Oktober 2018," ujar Herizal, dalam siaran pers, Kamis (23/8).

Herizal mengatakan wilayah Indonesia dengan kemarau sangat panjang hingga ekstrem umumnya terjadi di Jawa, Bali dan Nusa Tenggara. Sementara wilayah dengan kategori kemarau menengah hingga panjang, Sumatra bagian selatan, Kalimantan, Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tenggara.

"Kondisi kering itu diikuti kemunculan titik panas yang memicu kebakaran hutan dan lahan yang pada akhirnya menimbulkan asap dan penurunan kualitas udara," ujar Herizal.

Herizal mengungkapkan saat ini jumlah titik panas di Kalimantan Barat meningkat 17,6 persen ketimbang pekan lalu.

Hingga siang ini, BMKG mencatat terdapat 798 titik panas di Kalimantan Barat, 226 titik di Kalimantan Tengah, 19 titik di Jambi dan 13 titik di Sumatra Selatan.

KEYWORD :

BMKG kemarau Oktober Dwikorita Karnawati




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :