Kamis, 18/04/2024 23:30 WIB

Sepenggal Kisah Pengungsi Rohingya Rayakan Idul Fitri

Hakim menjelaskan bagaimana dia berhasil melarikan diri ke Bangladesh, bersama dengan ibu dan saudara iparnya, meski mengalami cedera.

Pengungsi Rohingnya, Myanmar sedang menuju ke Bangladesh.

BangladeshIdul Fitri tahun ini menjadi sendu bagi Muslim Rohingya yang terpaksa melarikan diri ke kamp-kamp pengungsi di Bangladesh akibat kekerasan.

Abdul Hakim, seorang Muslim Rohingya berusia 26 tahun, mengenang perayaan Idul Fitri bersama keluarga di rumahnya di Maungdaw, negara bagian Arakan di Myanmar sebelum terpaksa melarikan diri ke kamp Kutupalang di Bangladesh.

Saat itu Hakim memiliki rencana untuk menikah setelah Idul Fitri, namun hidupnya berubah setelah tentara Myanmar dan ekstrimis Budha membakar rumah dan membunuh ayah, saudara laki-laki dan keponakannya.

Hakim menjelaskan bagaimana dia berhasil melarikan diri ke Bangladesh, bersama dengan ibu dan saudara iparnya, meski mengalami cedera.

Mereka mendapat perlindungan di kamp-kamp pengungsi yang kondisinya sangat memprihatinkan setelah melakukan perjalanan selama lima hari ke Bangladesh.

Seperti ratusan ribu pengungsi lainnya, Hakim setiap harinya berjuang untuk mendapatkan makanan dan memenuhi kebutuhan dasar lainnya.

"Saya tidak punya waktu untuk memikirkan Idul Fitri," kata Hakim menambahkan bahwa dia telah kehilangan kebahagiaan setelah kehilangan ayah, saudara laki-lakinya dan anggota keluarga lainnya yang tewas akibat kekerasan.

"Bagaimana saya bisa merayakan Idul Fitri di negeri asing ini sementara darah ayah dan kakakku masih sangat jelas teringat?" ujarnya.

Bagi orang-orang seperti Hakim, ini adalah Idul Fitri pertama setelah serangan terhadap Muslim Rohingya di Myanmar pada 25 Agustus lalu.

Ziaul Haq, pengungsi Rohingya lain yang tinggal di Kamp Leda, mengatakan bahwa militer Myanmar menembak mati saudara laki-lakinya yang berumur 15 tahun, Anisur Rahman.

"Kami senang di sini. Setidaknya kami sekarang aman dari situasi pembunuhan," terangnya

"(Tapi) yang kami jalani sekarang bukanlah kehidupan. Kami ingin kembali ke negara kami sendiri. Namun untuk itu kami membutuhkan hak kewarganegaraan dan keamanan di sana." (aa)

 

KEYWORD :

Idul Fitri Rohingya Bangladesh Myanmar




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :