Jum'at, 19/04/2024 20:29 WIB

Peraih Nobel Iran Minta Pemimpin dan Jenderal Myanmar Diadili

Shirin Ebadi mengingatkan pemimpin de facto Myanmar tanggung jawab moral dan hukum atas genosida Rohingya

Aung Sang Suu Kyi (Foto:Getty Images)

Ankara - Aktivis HAM Iran dan peraih hadiah Nobel, Shirin Ebadi menyerukan pengadilan internasional untuk mengadili pemimpin Aung San Suu Kyi dan jenderal-jenderal Myanmar atas tindakan Genosida di Tana Emas.

"Saya berharap Aung San Suu Kyi, sebagai pemimpin partai yang berkuasa, dan jenderal-jenderal Myanmar diadili di pengadilan internasional dan imparsial atas tuduhan tindakan genosida di Myanmar," kata Ebadi dalam sebuah pernyataan.

Ebadi mengaku akan menyampaikan pesan tersebut kepada warga, politisi Perancis, pengacara internasional, aktivis HAM, dan para pengungsi Rohingya di Assemble Nationale (French Lower House) di Paris pada Jumat mendatang.

Acara tersebut merupakan konferensi internasional pada 1 Juni mendatang di mana Ebadi akan menyampaikan pidato.

Menurut Ebadi, etnis Rohingya adalah warga tanpa negara terbesar di dunia yang telah menjadi sasaran genosida secara perlahan.

Dia lantas bercerita pengalamannya mengunjungi perbatasan Bangladesh bersama aktivis HAM lainnya seperti Mairead Maguire dari Irlandia Utara dan Tawakkol Karman dari Yaman.

Ebadi mengatakan mereka bertemu 100 wanita dan gadis Rohingya yang "selamat dan atau menyaksikan pemerkosaan sistematis" sebelum mereka berhasil melarikan diri dari pasukan keamanan Myanmar pada Agustus 2017 dan Maret 2018.

"Kami tak gagal untuk mencatat bahwa cerita tentang kengerian dari tangan pertama membentuk suatu pola, meskipun korban dan saksi yang kami ajak bicara berasal dari latar belakang geografis dan keluarga yang beragam di seluruh ladang pembantaian Rakhine Utara di Myanmar," tambah Ebadi.

Ebadi menambahkan bahwa militer Myanmar telah "melembagakan dan mempopulerkan" gagasan bahwa penduduk pribumi Muslim yang tinggal di dekat perbatasan Bangladesh adalah "ancaman terbesar bagi keamanan nasional", sejak awal 1960-an. (aa)

KEYWORD :

Myanmar Rohingya Iran Shirin Ebadi




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :